Minggu lalu gue melowongkan waktu di tengah padatnya jadwal untuk refreshing sejenak dan melupakan hiruk-pikuk Depok-Jakarta. Pada liburan kali ini, entah kenapa gue bermasalah banget sama yang namanya alat transportasi. Kalimat ini pun terbukti "apa yang dimulai dengan tidak baik, akan berakhir dengan tidak baik pula."

Pada hari keberangkatan, gue sekeluarga tiba di airport jam 1an dan langsung check in untuk flight jam 3.10. Sambil menunggu waktu boarding, kami buru-buru makan dan shalat dulu karena memang belum sempat. Selesai makan, begitu keluar dari restonya, ada pengumuman final call untuk flight gue! Bokap langsung nyuruh buru-buru ke flight gate karena waktu boarding udah hampir habis. Alhasil gue dan sepupu-sepupu jalan-cepat-terkadang-lari di terminal 3 bandara yang untungnya nggak terlalu besar. Setelah dicek boarding pass oleh petugasnya, kami langsung lari ke pesawat dan fiuh, sampai juga. Baru sekali seumur hidup gue sampe final call gitu.

Duduk tenang di dalam pesawat, kok pesawatnya nggak jalan-jalan... Dalam hati, ini tadi dipanggil-panggil, sekarang lama begini. Lalu lama kemudian pesawat pun jalan. Jalan.. Nggak lama kemudian pesawat berhenti lagi, namun dengan keadaan mesin tetap nyala. Berhentinya lama lagi. Lalu ada pengumuman kalo pesawatnya lagi ngantre mau take off karena lagi banyak pesawat yang mau take off. Baru denger gue. Melihat keluar jendela pesawat, ternyata di belakang pesawat banyak banget pesawat yang juga ngantre mau take off! Lebih dari 5 pesawat sepertinya. Pemandangan yang baru pertama kali gue lihat.

Sesampainya di Bali, hari sudah malam jadi kami nggak jalan-jalan di hari itu. Keesokan harinya, kami pergi ke tempat yang jauh-jauh dulu, yaitu Bedugul. Dari Nusa Dua, tempat kami menginap, perjalanan ditempuh itu lebih dari 2 jam. Di tengah perjalanan, di sebuah tanjakan yang kanan-kirinya pohon-pohon doang, tiba-tiba mobil sewaan kami berhenti karena koplingnya udah jebol karena nggak kuat lagi menanjak. Bahkan untuk jalan sedikitpun nggak bisa. Alhasil kami harus nunggu mobil pengganti selama kurang lebih 1 jam. Di kanan-kiri kami cuma pohon dan nggak ada apa-apa :" Ada sebuah kebun pertanian gitu, tapi pas mau masuk, baru di depan gerbangnya aja ada lebih dari 3 anjing menggonggong ke arah kami. Nggak jadi masuk deh. Mau makan, yang ada di sekitar situ babi semua: babi guling, sate babi. Akhirnya kami duduk ngemper di depan teras ruko orang atas seizin pemiliknya -_-

Setelah nunggu 1 jam, mobil pengganti pun datang. Baru jalan sekitar 10 menit, kami mampir ke pom bensin untuk ke toilet dulu. Saat itu mesin mobil dimatiin. Ketika mau jalan lagi, mesin nggak bisa nyala! Ternyata accu-nya soak. Kami pun mendorong mobil supaya bisa jalan lagi :"") Setelah bisa jalan, kami coba balik ke tempat mobil kami yang sebelumnya mogok. Berharap si montir masih ada dan bisa sekalian perbaikin mobil yang ini. Ternyata sayangnya si montir udah balik. Oke.. Semoga mobilnya nggak kenapa-kenapa lagi di jalan. Alhamdulillah ga kenapa-kenapa.

Keesokan harinya, mobilnya ganti lagi. Berharap mobil kali ini baik-baik aja. Hari ini kami pergi ke sebuah pasar untuk beli kain-kain tenun. Setelah parkir dan turun dari mobil, nggak lama kemudian bagian belakang mobil kami ditabrak sebuah motor sampe bempernya patah x_x Untung kami udah turun dari mobil.

Setelah dari Bali, kami meneruskan perjalanan ke Lombok dengan pesawat Lion Air yang tentunya mengalami delay, yaitu selama 1 jam. Terus di dalem pesawat ada penumpang bule yang ga mau duduk di tempatnya. Ga mau diatur gitu sama pramugari. Sampe akhirnya pilotnya ngomong "Tolong dong semua duduk di tempatnya masing-masing, kita udah terlambat 1 jam nih." dengan nada jutek. Ketawa aja gue dengernya. Baru sekali denger pengumuman kayak gitu, ga ada sopan-sopannya sama sekali. Tanpa awalan "Kepada para penumpang yang terhormat" atau semacemnya lah. Udah gitu nadanya dia kayak ngedumel lagi. Ckckck..

Hari kedua di Lombok kami ke Gili Trawangan menggunakan kapal tradisional. Pas berangkat, kami sekapal sama sayur, telur, dan buah-buahan :''''''') Penuhnya kapal oleh barang-barang itu, bikin penumpang harus masuk ke kapal dengan menginjak-injak bangku, karena lantai kapalnya udah penuh dan nggak muat buat jalan. Karena diinjak-injak sama sendal & sepatu yang basah, alhasil bangku jadi kotor banget kan. Ogah duduk disitu. Akhinya gue, Irdan, dan papa duduk di atas dinding kapal, tempat yang seharusnya jadi senderan bangku duduk. Dan itu........ Serem Masya Allah :""" Kapalnya terombang-ambing banget di lautan. Miringnya tuh ekstrim kayak mau terbalik gitu. Gue pelukaan aja ke tiang kapal. Diliatin orang bodo amaaat. Mana perjalanan kesana sekitar setengah jam. Gak tenang banget. Ditambah basah-basah dikit kecipratan air laut.

Di Gili Trawangan, kami cuma foto-foto bentar, makan, shalat. Tadinya mau naik delman yang emang jadi transportasi disana, pengen kelilingin pulau. Sebelum naik, bokap mastiin dulu kapal terakhir yang balik ke Lombok itu jam berapa. Ternyata cuma sampe jam 5 sore. Dan itu udah jam 5 kurang 15. Sambil jalan cepat (dan beli es krim dulu), kami buru-buru menuju loket pembelian tiket kapal. Ternyata udah tutup. Katanya kalo mau nyarter kapal aja yang tentunya mahal. Hmmm bisa-bisanya aja nih. Untungnya, ternyata banyak orang yang juga senasib. Pengen balik ke Lombok tapi loket udah tutup. Akhirnya kami nungguin sampe jumlah orang mencukupi untuk sama-sama nyarter kapal balik sambil main-main dulu di pantai.

Another day of makan-di-luar-karena-nggak-ada-mbak. Kali ini atas request Irdan yang pengen banget makan es teler, dia ngajak sekeluarga makan di Es Teler 77 Adityawarman. Setelah buka puasa dulu di rumah, sekitar jam 7an kami baru berangkat kesana. Saat itu parkirannya penuh, tapi setelah masuk, ternyata di dalem masih banyak banget tempat kosong karena tempatnya luas banget.

Saat kami masuk, nggak ada pelayan yang menyambut untuk mencarikan tempat dan akhirnya kami milih sendiri tempat duduknya. Kami milih di depan dapur dan dekat emergency exit, jadi agak panas disana.

Lama kami duduk, nggak ada pelayan yang menghampiri dan ngasih menu, hingga akhirnya kami yang harus mencari pelayan dan minta menunya. Di meja seberang gue liat banyak piring dan gelas bekas makan yang belum diangkat, padahal keberadaannya disana udah cukup lama.

Setelah akhirnya pesen makan, lama kemudian makanannya dateng. Berhubung dinding dapurnya terbuat dari kaca, kami bisa lihat kondisi di dalem dapurnya. Kalau nggak salah disana hanya ada 3 chef yang gerakannya santai (baca: kurang gerak cepat), maka no wonder kenapa makanan datengnya lama.

Ini adalah Iga Penyet. Terdiri dari nasi yang diberi bawang goreng di atasnya, 2 potong iga yang di atasnya diberi sambal, acar, lalapan, dan emping. Rasa bumbu sambel penyetnya enak banget sih menurut gue, sayangnya daging iganya dikiiiit banget. Kebanyakan serat otot jadi nggak bisa dikunyah. Alhasil gue ga bisa abisin nasinya karena dagingnya sedikit banget.

Untuk minumannya gue pesen es teh susu, lupa namanya apa. Rasanya lebih mirip Thai ice tea sih daripada teh susu. Enak banget, manisnya pas.

Selain itu, Irdan pesen es teler sebagai dessert. Isinya standar ya, ada es serut, nangka, alpukat, susu kental manis. Gue lupa ada kelapanya atau engga. Rasanya biasa aja menurut gue. Biasa banget cenderung kurang. Jauh lebih enak es teler deket rumah gue, di dekat Santa & Cikajang.

Selesai makan, sambil nunggu nyokap bayar, gue liat-liat papan pengumuman dan promosi yang ada nggak jauh dari meja kami. Disitu ada poster yang berisi informasi diskon khusus wanita sebesar 20% di hari Selasa. Syaratnya cuma 1, yaitu perempuan yang bayar. Kebetulan hari ini adalah hari Selasa, dan saat itu nyokap yang bayar. So, seharusnya kami mendapat diskon 20% bukan?

Saat si pelayan kembali ke meja kami dengan membawa kembalian, nyokap nanyain promo itu. Terus si pelayannya seperti baru ngeh dan akhirnya kami dikasih diskon tersebut. Berhubung nyokap udah bayar, jadi uang kelebihannya dikembalikan. Kalo nggak baca pengumuman tersebut, kami nggak bakal tau ada promo itu karena si pelayannya nggak ngomong apa-apa.

Overall gue, nggak puas sama Es Teler 77 disini. Ruangannya agak panas, makanannya kurang memuaskan, pelayanannya buruk ditambah dengan pelayan yang nggak ramah, nggak ada senyum sama sekali. Entah pelayannya udah pada mudik atau gimana jadi kurang orang dan kurang terurus, yang jelas saat itu pelayanannya buruk. Come back again? Big NO!

Es Teler 77 Adityawarman

Jl. Adityawarman no. 61

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan

(021) 7223735

www.esteler77.com

4 Agustus 2013

Gue ke Gancy menjelang buka puasa. Begitu sampe bingung mau makan dimana, sedangkan waktu udah hampir menunjukkan waktu berbuka. Akhirnya kami minum air putih dulu baru lanjut pilih tempat makan. Pilihan kami jatuh pada sebuah resto italia-meksiko bernama Gio Vanese.

Resto ini terletak di UG Mainstreet Dining, dekat Sushi Tei. Karena jam buka puasa, resto ini tentu full dan kami harus WL. Gapapa, kami shalat dulu aja. Selesai shalat pas banget pelayannya nelpon bilang kalo tempat untuk kami udah ready.

Menu disini beragam ya dan tentunya isinya makanan italia dan meksiko, seperti pasta, tacos, nachos, quesadillas, fajitas, dll. Disini juga ada beberapa jenis dessert.

For the starter, pesanan jatuh kepada Garlic Shrimp Quesadillas (50k). Menu ini berisi adonan tepung yang di dalamnya terdapat beberapa potong udang kecil-kecil yang udah dikuliti. Menu ini disertai juga dengan salad yang berisi selada, sour cream, potongan tomat dadu, pokoknya salad ala meksiko gitu deh hehe. Rasanya enak. Apalagi udangnya udah ngga ada kulitnya. Saladnya juga oke. Gue pikir bakal pedes aneh nggak jelas gitu rasanya, ternyata seger dan sedikit asam. Good start!

Selanjutnya ada Chicken & Beef Combo fajitas (90k). Karena kami mikir bahwa porsi menu ini bakal besar banget, jadi kami pesen ini untuk berdua. Ternyata porsinya memang cukup besar, tapi nggak banget. Menu ini berisi 3 lembar adonan tepung, ayam dan daging yang di-grill beserta paprika, sayur-sayuran yang sama seperti menu di atas, ditambah campuran 2 jenis keju. Rasanya ENAK BANGET! Kematangan ayam dan dagingnya pas, rasanya juga enak. Pada dagingnya ada sedikit rasa paprikanya dan itu bikin tambah enak. Sayangnya di dagingnya masih ada urat-uratnya jadi bikin susah banget dikunyah. Lalu sayurnya juga enak banget. Salsa sauce-nya nggak seperti yang di Amigos. Nggak asem pedes aneh gitu. Untuk kejunya, enak dan nggak bikin eneg. Tapi gue makan kejunya terpisah karena emang suka banget keju hehe. Selain itu, kalo dicampur rasa kejunya jadi nggak terlalu terasa, jadi kami milih makan terpisah aja. Overall menurut gue makanan ini extremely delicious :9 Cocoklah mendapat predikat recommended.

Karena pengen cobain pizzanya juga, kami lalu memesan Three Meat Combo pizza (75k). Isinya ada saus pizza, keju, bawang bombay, pepperoni, ayam suwir, dan daging cincang. Rasanya juga enak banget! Toppingnya tebal dan perpaduannya itu enak. Kejunya tebel tapi nggak bikin eneg, justru kalo nggak tebel nggak terlalu terasa rasa kejunya. Pizzanya tipis dan pinggirnya menyerupai crackers gitu.

Hot Chocolate (25k)

Karena pengen yang anget-anget, gue pesen Hot Chocolate (25k). Rasanya enak banget. Manisnya pas, nggak kemanisan, rasa coklatnya terasa tapi enggak pahit. Recommended!

Selain makanannya yang enak-enak, disini tempatnya nyaman. Ramai tapi nggak berisik. Terus pelayan-pelayannya ramah banget. Setiap dipanggil mereka pasti senyum, sesibuk apapun mereka saat itu. Dekorasinya juga nuansa meksiko dengan beberapa hiasan topi meksiko di dinding. Oh ya, resto ini mengingatkan gue dengan resto Spageddies. Ternyataa mereka emang satu grup. Tapi gue lebih puas sama Gio Vanese ini.

Untuk harga disini terbilang cukup mahal ya. Apalagi pajaknya lumayan besar. Waktu itu pajak kami makan berdua bisa sampe 50k sendiri kayaknya. Tapi memang harganya sebanding sama rasanya. Kalo mau coba makanan meksiko yang cocok dengan lidah orang Indonesia, you have to try this restaurant! Very recommended.



Gio Vanese
Mainstreet Dining UG Floor M-U19, Gandaria City
Jl. Sultan Iskandar Muda
Kebayoran Lama
(021) 29007939

Ini bukan pertama kalinya gue ke Nanny's. Menunya sih beragam dan menarik, tapi nggak terlalu bikin penasaran. Nggak yang bikin pengen kesitu lagi (bukan bikin nggak pengen loh). Tapi desain Nanny's yang satu ini mengundang banget! Soo cute.

Tadinya gue beserta anak CG lainnya pengen bukber disini, tapi ternyata udah full. Akhirnya kita ke tempat lain deh. Laras yang dateng belakangan nggak pengen makan di Little aSia (baca post sebelumnya). Dia bilang pengen Nanny's. Berhubung udah lewat dari jam 7, kami coba kesana lagi ternyata udah banyak tempat yang kosong.

Berhubung kami semua udah makan kecuali Laras, kami pun cuma pesen dessert dan minuman.

Gue dan Della pesan Blueberry Cheese Pancake Roll (39k) untuk berdua. Katanya menu ini adalah salah satu menu unggulannya Nanny's. Della yang udah pernah nyoba pun bilang begitu. So lemme give a try.

Menu ini berisi dua buah pancake yang digulung dengan cream cheese di dalam setiap gulungnya, lalu diberi 1 scoop vanilla ice cream dengan lumuran saus bluberi di atasnya. Selain itu ada juga butiran-butiran buah bluberinya. Rasanya enak! Cream cheesenya terasa seperti cream cheese pada cheesecake dan jumlahnya nggak pelit. Saus bluberinya juga banyak dan nggak terlalu asem. Untuk es krimnya juga good karena nggak terlalu cepet cair. Kombinasi ketiganya mantap!

Untuk minumannya, kami pesan yang sharing juga yaitu Blueberry Mocktails kalo ga salah nama. 1 minuman ini bisa untuk 6 orang. Minuman ini sepertinya terbuat dari sari buah bluberi lalu dikasih soda dan ditambah buah-buahan seperti apel, mangga, peach, stroberi, dan 1 butir bluberi yang kebetulan gue yang dapet.. Haha. Rasanya asem sekaliii, ditambah buah-buahan yang emang mayoritas buah asem. Gue yang nggak terlalu suka asem makin nggak suka karena ada sodanya. I really don't like soda.

Gue baru tau kalo di minuman ini ada mangga dan peach-nya terakhir-terakhir setelah minuman ini hampir abis, karena kedua buah itu tenggelam di bawah sedangkan buah-buah lainnya ngambang di atas. Gue pikir buah yang di bawah itu sama aja sama yang di atas, ternyata beda. Mangganya sih enak, manis. Untuk harganya sih gue nggak tau persis berapa, tapi seinget gue perorangnya bayar 8k.

Untuk pelayanannya disini bagus. Mbaknya baik karena nawarin untuk nuangin mocktailnya ke dalam gelas-gelas kami. Hehe. Suasananya juga nyaman. Dekorasinya I love it so much! So cute <3 Favorit dari semua outlet Nanny's yang pernah gue kunjungi.

Outlet Nanny's Pavillon lainnya

Sewing Room - Gandaria City

Hari ini beberapa anak CG mau bukber di KoKas. Gue dan Mira sampe sini sekitar setengah 5. Begitu sampe kami langsung ke Food Society buat nyari-nyari tempat makan. Setelah keliling-keliling 2 lantai, kami justru bingung mau makan apa. Banyak banget tempat yang masih kosong juga. Jadi kami pikir ah ya udah gampang tinggal pilih terus masuk. Kebetulan saat itu mallnya nggak rame juga. Akhirnya kami memutuskan untuk ke LG dan liat-liat resto yang menarik. Tapi malah jadi tambah bingung.

Setelah diskusi panjang nan alot, akhirnya kam memutuskan untuk makan di Nanny's Pavillon. Taunya disana udah full. Pindah ke Billie Chick, juga full booked. Tamani, sama aja. Ternyata tadi disana tuh sepi karena orang-orang udah booking tapi belom dateng -_- Tambah bingung karena saat itu baru ada gue dan Mira yang emang susah nentuin pilihan. Akhirnya kami nyari yang masih ada tempat dan restonya nggak aneh-aneh banget, dan pilihan kami jatuh pada restoran Little aSia. Disini masih cukup banyak tempat kosong Alhamdulillah.

Begitu kami duduk, di meja kami langsung tersedia tajil yaitu kolak pisang. Rasanya lumayan enak btw. Nengok-nengok meja sebelah, kayaknya rata-rata mereka sharing menu. Dari situ kami ngambil kesimpulan bahwa porsi disini besar dan emang sepertinya cocoknya untuk sharing. Akhirnya kami memutuskan untuk sharing menu dan memilih beberapa jenis makanan yaitu ayam, daging, dan ikan.

Menu ini terdiri dari potongan daging ayam dan kacang mede dengan bumbu manis-pedas. Rasanya enak banget menurut gue. Manis kecapnya terasa, pedesnya pun nggak seiprit. Emang beneran pedes tapi nggak sampe pedes banget. Porsinya pun lumayan besar.

Nah kalo ini ikan gurame ditepungin, lalu dikasih saos mangga yang asem-manis-pedas. Rasanya juga enak banget! Potongan ikannya pas dan saos mangganya terasa banget. Irisan-irisan mangga yang ada menambah kesegaran tersendiri. Harganya gue lupa, sekitar 50 atau 60k. Recommended!

Satu lagi kami pesan kangkung + daging. Nggak tau namanya apa, dan ga sempet foto juga. Kami pesan ini karena pengen sayur tapi pengen daging juga. Jadinya yaudah pesen yang ada dua-duanya. Rasanya juga enaaak. Kangkungnya banyak dan enak, potongan dagingnya juga nggak sedikit. Porsinya pun besar.

Selanjutnya, ada juga es-es-an yang dipesen Mira. Es teler kalo nggak salah. Rasanya enak, nggak terlalu manis. Porsinya juga besar.

Overall semua makanan yang kami pesan disini enak banget. Porsinya pun besar. Saran gue juga sebaiknya sih sharing makanan aja. Oh ya semua makanan disini belum termasuk nasi ya. Untuk harga sih sebanding ya dengan porsi dan kualitasnya. Perorangnya (5 orang, karena Laras nggak makan) habis 44k untuk makanan + tax, belum termasuk minum. Pelayanan disini juga oke dan cepat. Excellent!

Little aSia

Kota Kasablanka Mall, Lt. UG Unit FU30 (Food Society 2nd floor)

Jl. Kasablanka Raya kav. 88

Di sepanjang jalan Margonda, Depok emang banyak banget tempat makan. Salah satunya adalah Ayam Bakar Kremes JB ini. Lokasinya nggak jauh dari stasiun UI, tepatnya keluar gang Sawo belok kiri dikit, sejajar dengan Takarajima.

Gue kesini menjelang buka puasa, jadi ramai banget. Untung tempatnya yang luas. Makanan disini jelas makanan Indonesia. Cukup beragam mulai dari ayam-ayaman tentunya, seafood, sup, nasi goreng, dan semacamnya. Sayangnya buku menu disini terpisah-pisah, jadi nggak semua menu ada di dalam 1 buku.

Entah kenapa, gue yang jarang banget pesen lele tiba-tiba pengen nyobain lelenya. Saat itu gue juga nggak lagi kepengen ayam sih, meski tentu menu unggulan disini adalah ayamnya. Akhirnya, gue pesen Lele Goreng Kremes (7k) dan Nasi Putih (3k).

Ajaib, ternyata keinginan gue makan lele yang tiba-tiba itu emang cool banget. Karena lele disini suuuuper enak! Bumbunya meresap banget sampe ke dalam daging, makanya warna dagingnya jadi kuning. Rasanya asin-asin gurih gitu. Menurut gue ini lele terenak yang pernah gue makan. Hehehe. Bahkan saking enaknya, gue jadi males makan kremesnya karena daging lelenya sendiri udah enak dan gurih banget, jadi rasa kremesnya nggak terlalu kerasa. Ukuran lelenya juga nggak kecil kok.

Disini tersedia pilihan nasi putih dan nasi uduk. Untuk nasi putihnya, ternyata dikasih sedikit kremes juga. Sayangnya nasinya agak kering kurang air gitu.

Ketika bayar, gue kaget banget dengan harganya yang murah banget. Gue pikir lele disini harganya bakal belasan ribu, mengingat tempat makan ini terletak di Margonda. Tapi ternyata harganya sama seperti makanan kantin. Harga ayamnya juga cuma 11k, meski belum termasuk nasi.

Untuk pelayanan dan kebersihan sih standar tempat makan biasa, bukan seperti restoran. Gue juga nggak terlalu peduli karena makanannya enak~ hehe. Sumpah ini lele terenak yang pernah gue makan. Karena emang gue juga suka yang asin-asin berbumbu gitu.

Ayam Bakar Kremes JB

Jl. Margonda Raya no. 500, Depok

(021) 78881335

Kemarin gue denger statement yang intinya kayak gitu. Memilih yang bisa memberikan lebih? Dengan kata lain memilih yang lebih baik? Gue lurusin dulu ya. Pembicaraan ini adalah mengenai pasangan.

Dari statement di atas kemudian gue bertanya. Jadi kalo ada yang lebih baik, orang itu akan milih yang lebih baik? Lalu pertanyaan lain muncul: Dimana kesetiaannya? Mencari pasangan itu memilih yang terbaik, atau tetap setia dengan pasangan meski banyak yang lebih baik?

Gue pernah denger ada yang ngomong kalo kita terus mencari yang terbaik, pencarian kita ga akan pernah berakhir. I totally agree with that. Manusia nggak ada yang sempurna, pasti selalu ada yang lebih baik. Dengan kata lain, kita akan terus mencari sedangkan batas sempurnanya itu ngga ada. Kalo kayak gitu caranya, pindah-pindah mulu dong setiap ada yang lebih baik? Mau sampe kapan berpaling ke yang lebih baik?

Menurut gue, mencari pasangan itu adalah masalah kecocokan. Ketika kita udah cocok sama satu pilihan, sebisa, seusaha mungkin stick with that. Apapun kondisinya. Itulah yang dinamakan setia dan menerima. Kalo belum nikah tapi udah punya pasangan, menurut gue pribadi disitulah kesetiaan lo terhadap seseorang itu diuji dan dilatih. Apakah semudah itu lo memutuskan hubungan kalian, or try to fix things.

Nggak harus selamanya sama dia, tapi perlu alasan kuat untuk mengakhiri sebuah hubungan. Selama masih bisa diperbaiki, kenapa harus berakhir? Karena ketika udah nikah nanti, lo ngga bisa udahan dengan alasan bosen atau cuma gara-gara berantem-berantem ringan.

Menurut gue, pasangan itu where your heart is, no matter how many people better than him/her. Semuanya itu masalah hati. Ketika semudah itu lo berpaling, pertanyaannya adalah seberapa besarkah niat dan kemauan lo untuk tetap bersama orang itu? Seberapa besar hati lo yang masih lo taro di dia?

Muncul perasaan lain ke "orang yang lebih baik" itu? Some people say perasaan itu uncontrollable and come from nowhere. Gue inget banget kata-kata salah seorang penyiar radio yang bilang bahwa perasaan itu ngga ada yang salah, yang salah adalah pilihan lo untuk meneruskan perasaan itu. Memilih untuk ngeladenin perasaan itu. Sekali lagi gue se-tu-ju banget. Disitu lo punya pilihan, mau ninggalin dan berusaha ngelupain, atau ngeladenin dan meneruskannya. Lo punya pilihan.

Oke ini mulai melenceng dari topik awalnya sih dari "berpindah ke yang lebih baik" malah mengarah ke perselingkuhan. Ya begitulah kira-kira. Intinya sih, jangan semudah itu membuat keputusan. Think again, refleksi diri, liat ke depan, dan liat juga ke belakang. Selain itu, pikirin juga dampaknya buat orang lain, terutama pihak-pihak yang kiranya bakal tersakiti.

Bukber pertama gue tahun ini adalah sama Agnes, Haura, dan Abi di Strawberry Cafe Lenteng Agung. Strawberry Cafe ini adalah pindahan dari yang di Gandaria. Karena takut penuh, kami jalan sekitar setengah 4 sore dan sampe setengah jam kemudian. Pas sampe, ternyata cuma ada 1 tempat yang terisi. Padahal tempatnya luas banget. Terus kami ngerasa kepagian.

Setelah sampai, kami langsung minta buku menu ke pelayannya. Ternyata buku menunya segede ini

Iya, buku menunya segede meja. Tapi itu covernya aja kok. Cover berbentuk stroberi ini terbuat dari kayu dan berat banget! Kasian juga liat pelayannya bawa 3 buku menu seberat ini. Dalemnya mah seukuran kertas biasa.

Menu disini beragam banget ya. Dari mulai Indonesian, western, timur-tengah, sampe yang ga bisa digolongin kemana-mana pun ada. Nggak hanya makanan yang beragam, tapi minumannya juga. Minumannya ada yang pake kembang api, ada yang semacem volcano, bahkan ada yang di bawah gelasnya ada aquarium super mini. Baaanyak banget pilihannya. Kami liat-liat menu bisa lebih dari setengah jam sendiri. Itupun banyak yang diliat secara skimming. 

Dari sebelum gue kesini, gue udah ngincer nasi goreng stroberi yang katanya enak banget. Alhasil gue langsung nyari bagian nasi goreng dan milih-milih. Yang gue bingung, ternyata ada banyak jenis nasi gorengnya dan yang katanya nasi gorengnya warna pink nggak gue temukan disitu. Akhirnya gue pesen Five Star Fried Rice (27k).

Bentuknya unik, seperti tanaman di dalam pot. Warnanya cokelat ditambah daun yang warnanya ijo seger. Aslinya sih daunnya cuma satu, cuma Abi naro punya dia disitu -_- Nevermind. Gue pesen nasi goreng ini karena lauknya paling lengkap. Ada ayam, telor, sate ayam, dan juga abon. Nasi gorengnya sendiri dimasak dengan saus stroberi. Rasa nasgornya lumayan menurut gue, cuma lebih enak kalo ada pedesnya dikit. Si Abi yang emang doyan pedes request ke mbaknya supaya punya dia dibikin pedes, sedangkan punya gue ga pedes sama sekali. Bumbu stroberinya juga nggak terlalu kerasa ya. Di beberapa bagian emang terasa sedikit asem, tapi kurang rasa stroberi menurut gue. Kalo satenya enak meski nggak pake bumbu kacang.

Untuk porsi, sekilas terlihat kecil dan sedikit, tapi ternyata isinya banyak banget! Terlihat kecil karena ukuran potnya yang sempit, tapi sebenernya dia cukup dalam ke bawah. Alhasil gue dengan susah payah menghabiskan makanan ini. FYI setelah pesen menu ini gue baru tau kalo nasgor stroberi yang gue pengen itu sebenernya ada di paling depan menu dan gue salah pesen menu berarti -,-

Shark Tale (16k)

Ini minuman gue, Shark Tale (16k). Minuman ini adalah jus bluberi yang dicampur susu dan diberi taburan meses warna-warni di atasnya. Rasanya lumayan enak. Manis dan ngga asem sama sekali. Manisnya juga ga kebangetan. Tapi kalo kata yang lain, rasanya kayak obat batuk -_-" Minuman ini lebih baik segera diminum, karena kalo udah nggak dingin rasanya aneh.

Chicken Teriyaki (26k)

Kalo ini makanannya Agnes, Chicken Teriyaki (26k). Rasanya juga biasa aja.. Saus teriyakinya agak terlalu asin. Gue sih ngga begitu suka. Oh ya menu ini juga dilengkapi dengan miso soup, tapi gue nggak nyobain miso soup-nya.

Tehquila (15k)

Kalo ini namanya Tehquila. Iya menu disini unik-unik namanya, bahkan nggak sedikit yang nyeleneh. Rasa Tehquila ini kayak teh tarik, dan gue ngga suka teh tarik. Kalo katanya Haura si empunya minuman ini sih rasanya lumayan.

Pizza from Manhattan Street (19k)

Pizza from Manhattan Street (19k). Namanya gaul ya. Haha. Harga yang murah untuk seporsi pizza ini ternyata sebanding dengan ukuran dan kualitasnya. Ukurannya kecil, seperti personal pan pizza-nya Pizza Hut. Topping pizza ini ada paprika, potongan ayam fillet tepung, dan juga mayonnaise. Ada dua pilihan ketebalan pizza: tipis dan tebal. Sayangnya yang ada saat itu cuma yang tebal, padahal kami pengen coba yang tipis. Pizzanya alooot banget susah dipotong. Pas dikunyah juga agak keras. Rasa pizzanya sendiri juga biasa aja. Not so recommended.

Setelah itu, kami juga nyobain French Fries BBQ (14k). Selain dikasih bumbu, french friesnya juga pake mayonnaise. Rasa french friesnya sih enak, asin gitu, tapi tipis dan garing banget! Jatohnya agak keras. Padahal kalo nggak terlalu garing, rasanya enak banget.

Kesimpulan gue dan temen-temen, rasa makanan disini biasa aja. Unik sih, tapi bukan enak. Nggak ada yang sampe "wah, enak nih!" Asumsi kami sih karena makanan disini bener-bener beragam banget, mereka jadi nggak fokus specialitiesnya dimana. Semuanya sama aja tingkat kelezatannya.

Nilai plus dari tempat ini, yang juga bikin tempat ini terkenal adalah disini banyak mainan dan kita bisa main sepuasnya disini. Pelayannya juga aktif nawarin kita mainan dan ngajarin cara memainkannya. Selain dikasih mainan, kita juga dikasih tepung. Jadi yang kalah harus dicoret mukanya pake tepung itu. Cuma kami nggak ada yang rela mukanya dicoret-coret, jadi nggak pake tepung sama sekali :p

Karena banyak mainan dan ngga ada batas waktunya, tempat ini jadi enak banget buat kumpul bareng temen-temen dan berlama-lama disini. Meskipun rame dan agak berisik, tapi itu ngga terlalu masalah buat gue karena berisiknya nggak sampe yang ngeganggu. Pelayan disini juga cukup ramah dan cepat tanggap ketika dipanggil.



Strawberry Cafe
Jl. Lenteng Agung Raya no. 54
(setelah Stasiun Lenteng Agung)
(021) 7865616
http://strawberrycafe.webs.com

Wah udah lama nggak review makanan. Baru sempet sekarang review lagi karena padatnya jadwal, meskipun dalam masa liburan ._. Kali ini gue mau review sebuah restoran Jepang yang ada di Senopati.

Gue kesini sama keluarga setelah buka puasa, sekitar jam 7an. Pas kami dateng, tinggal sisa 2 tempat kalo ngga salah. Padahal resto ini terdiri dari 2 lantai. Lantai 1 smoking area, dan lantai 2nya nonsmoking area. Rame banget! Tapi nggak sumpek. Tempatnya cozy untuk berlama-lama disini.

Menu disini lengkap banget. Mulai dari sushi, sate jepang, shabu, nasi-nasian, takoyaki, sampe makanan-makanan Jepang lainnya yang gue baru tau. Minuman dan dessertnya juga macem-macem. Mengejutkannya, meski resto ini terlihat cukup mewah dan menunya oke banget, tapi harganya cukup affordable. Dari mulai belasan ribu sampe 100an, untuk shabu yg set besar.

Yah gambarnya kurang kelihatan. Menu pertama yang kami pesan adalah shabu-shabu set: Assorted Fresh Seafood (165k). Set ini terdiri dari salmon, kerang, udang, ikan apa nggak tau, dan udon. Selain itu, setiap shabu set disertai juga dengan sepiring sayur-sayuran dan juga 2 mangkuk nasi. Ada juga tofu dan jamur besar. Rasa seafoodnya enak banget menurut gue. Udangnya besar, dagingnya banyak. Potongan salmonnya juga lumayan besar. Gue nggak begitu suka kerang, tapi menurut gue kerang yang disini itu enak banget! Berbumbu gitu. So yummy.

Kalo ini daging sapi Australia. Ada 2 ukuran yaitu regular (110k) dan large (125k). Sama seperti shabu set lainnya, shabu set ini dilengkapi dengan sayur-sayuran. Rasa dagingnya sih biasa aja menurut gue. Tapi tipiis banget jadi pas dimasak dia hancur-hancuran. Jadi agak susah ngambilnya.

Oh ya terus minumannya, kakak dan mama pesan green tea. Rasanya green tea banget, nggak manis. Rasanya itu kayak ocha-nya Sushi Tei tapi diblended. Gue sih kurang suka karena nggak manis hehe.

Kalo ini minuman gue dan Irdan, Milk Tea. Yang satu ice yang satu lagi hot. Tadinya mau pesen Pearl Milk Tea, cuma kosong :( Jadi yaudah pesen Milk Tea aja. Rasanya lumayan, nggak terlalu manis.