YEAY akhirnya kesampean juga ngereview resto ini! *\(^o^)/* Black House. Resto yang terbilang cukup baru ini deket banget sama rumah gue, bisa dijangkau dengan jalan kaki. Awalnya, ketika ngeliat luarnya gue pikir ini semacem bar n lounge gitu. Tapi setelah liat di internet, ternyata ini adalah sebuah resto unik yang berkembang cukup pesat. Jangan tertipu dengan tampilan luarnya yang terlihat kecil. 

Hal yang unik adalah resto ini terdiri dari 3 lantai dan 1 rooftop dengan 7 area yang berbeda. Lantai 1 adalah non-smoking area. Disini ada coffee area, books area, dan boutique. Lantai 2 lebih untuk cewek-cewek, yaitu ada candy area dan flower area. Kalau lantai 3 hanya ada 1 area yang luas, yaitu music area. Ini smoking area. Dan terakhir rooftop bernama heaven area, yang temanya london gitu. Kenapa tiap area ruangannya kecil-kecil? Soalnya awalnya tempat ini adalah rumah pemiliknya, jadi emang didesain untuk rumah dengan ruangan-ruangan pribadi.

Dekorasinya juga total banget. Terus di semua area ada tv yang menayangkan acara-acara musik, tapi kebanyakan musiknya adalah lagu jaman dulu atau lagu-lagu indie gitu. Terbukti yang hafal lagu-lagunya adalah bokap gue -_-

Selain karena keunikan dekorasi dan temanya, menu-menunya juga cukup unik. Meskipun beberapa menu terlihat standar, tapi setelah dicoba ternyata rasanya unik-unik. Variasi menunya sih nggak terlalu banyak, tapi oke sih. Lalu setiap area juga punya special menu yang nggak bisa dipesan di area lain. 

Gue dateng kesini hari Minggu malem sama keluarga. Pas sampe, resto ini rame banget, cuma tinggal 2 tempat kosong yang tersisa. Untungnya kami sudah reserved tempat. Kami menempati salah satu spot di music area.

Setelah melihat-lihat menu, gue tertarik dengan spinach stuffed chicken (kalo ga salah) tapi kayaknya ini mirip dengan yang gue pernah makan di Harvest. Akhirnya gue nyoba Chicken Chacha. Ini adalah ayam yang disiram saus dan disajikan dengan baby potato. Sausnya gimana ya rasanya? Nggak bisa dideskripsiin. Terasa bumbu dan rempah-rempahnya. Kalo kata papa mungkin kayak makanan India/Pakistan gitu. Tapi ini enak loh beneran.

Minumnya gue pesen Ice Vanilla Latte. Gue pikir ini bakal manis, ternyata pahiiiiitt. Tapi nggak pahit banget kok. Kata mama, ini pake kopi/apa gitu yang asli, jadi wajar kalo rasanya agak pahit gitu.

Papa yang berulang tahun, pesan Chicken Barbeque. Saus bbqnya standarlah sama kayak saus bbq lain, tapi yang unik adalah nasinya. Nasinya dikasih bumbu-bumbu yang rasanya (kata papa) kayak makanan India/Pakistan. Untuk minumnya gue lupa apa, tapi mirip sama punya gue, cuma beda di vanillanya. Pahit-pahit gitu.

Kalo Irdaaan, as usual tadinya mau pesan steak, atau pengen nyoba Beef Hot Stone. Tapi karena Beef Hot Stone itu disajikannya sama nasi, jadinya dia pesen Fish n Chips, karena pengennya kentang. Rasanya sih sama-sama aja kayak yang lain, tapi yang membedakan adalah saus yang dipakai. Sausnya bukan tartar sauce berwarna putih, tapi saus berwarna oranye mirip Thousand Island. Tapi rasanya nggak kayak Thousand Island. Ga tau deh itu saus apa, tapi enak kok.

Minumnya, Irdan dan mama pesan Green Tea blended. Rasa green teanya green tea banget. Nggak manis kayak kebanyakan green tea blended. Green tea ini disajikan dengan whipped cream yang agak manis di atasnya.

Kalo kakak pesen Burger apa ya ga tau. Burger ini disajikan dengan french fries dan saus tartar. Untuk minumnya, mirip dengan punya gue dan papa, cuma beda campurannya.

Mama pesan grilled salmon kalo ga salah. Ini disajikan dengan french fries dan saus apa sih namanya yang saus item cair itu? Ya itulah pokoknya. Rasa salmonnya agak asin dan teksturnya oke.

Oiya mama juga pesen air mineral. Ternyata, air minumnya adalah Aqua dengan kemasan baru yang eksklusif.

Untuk dessert, ada berbagai menu mulai dari cake, cupcake, dan pudding. Harganya berkisar antara 19,5k hingga 30an. Sayangnya lagi banyak yang kosong pas kami mau pesan. Kami memesan favorite menu disini yang emang jadi recommend para food blogger, yaitu makanan semacam brownies bernama Ugly Nutella! Ini rasanya SUUUUPPEERRRR ENAK. Pol! Dan cake ini nggak pake tepung loh. Rasa coklatnya terasa banget tapi nggak kemanisan. Must try menu! Oiya disini sendok dessertnya juga lucu banget, di atasnya dikasih miniatur cupcake gitu.

Lalu kakak juga pesen Tiramisu. Berhubung gue ga suka tiramisu, jadi gue ga nyoba. Katanya kakak sih agak kemanisan.

Overall, makanan disini cukup unik dan enak. Dekorasinya top banget. Pelayanan dan penyajian makanannya juga cepat. Sayangnya sempat ada insiden "reservasi-belom-masuk-daftar" yang cukup mengecewakan. Untungnya mereka sudah menyediakan tempat lain, meski tanpa konfirmasi sebelumnya. Di samping kejadian tersebut, gue puas kok dengan restoran ini :)

NB: SORRY FOR THE IMAGE QUALITY :( Phone cam + dark lighting. Aslinya JAUH lebih bagus dari yang di pict kok :D

Black House

Jl. Cililin no. 3, Tirtayasa

Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
(021) 72792705

http://idvr360.com/client/blackhouse/tour.html

Gue baru aja ngalamin kejadian yang nggak ngenakin. Sangat nggak ngenakin. Ada sebuah tugas makalah di salah satu mata kuliah di semester ini. Tugas tersebut dibuat secara berkelompok. Karena satu dan lain hal, mayoritas isinya adalah gue yang bikin, mulai dari nyari sumber data, sumber informasi dan teori, penulisan, sampai editing. Bisa dibilang kontribusi gue disini cukup besar.

Karena ada panggilan untuk ke imigrasi di hari mata kuliah ini berlangsung, gue bertanya pada koordinator kelas apakah tugasnya hanya mengumpulkan makalah atau dengan presentasi juga. Kalo ternyata pakai presentasi, gue bisa presentasi dulu baru izin. Katanya, makalah aja. Oke, akhirnya gue memutuskan untuk nggak masuk hari itu.

Siangnya gue dapet kabar kalo ternyata hari itu disuruh presentasi juga, dan kelompok gue mendapat sambutan positif baik dari dosen maupun teman-teman karena sumber presentasi tersebut. Gue seneng banget dengernya, karena bukan apa-apa, itu sumber gue yang nemu dan gue seneng kalo hasil usaha gue mendapat sambutan positif dari orang-orang. Tapi ternyata presentasinya bukan presentasi resmi. Hanya presentasi singkat (dan kayaknya singkat banget) yang ga komprehensif.

Lalu beberapa hari kemudian keluarlah nilainya di SIAK. Ternyata nilai gue lebih rendah 3 poin sama temen-temen sekelompok gue. Hmm.. ini karena salah input atau karena gue ga ikut presentasi? Pertanyaan itu terus ada di pikiran gue. Guepun memutuskan untuk tanya ke dosennya di jam kuliah nanti.

Paginya, sebelum jam kuliah dimulai, gue ngecek daftar absen siapa aja yang juga ga masuk di hari presentasi itu. Ternyata ada dua orang lagi. Guepun nanya ke mereka apakah nilai mereka beda dengan nilai kelompoknya. Surprisingly, nilai mereka itu setengah dari nilai kelompoknya! Jauh lebih parah dari gue yang cuma beda 3 poin. Andai kata nilai kelompok mereka itu 80, nilai mereka 40. Bobot nilai makalah itu cukup besar pula. Terus ternyata temen gue itu juga mau nanya ke dosennya tentang nilai tersebut.

Perkuliahanpun berlangsung.

Selesai jam kuliah, pas gue lagi beres-beres gue liat salah satu temen gue itu lagi ngomong sama dosennya. Diapun manggil gue. Lalu terjadilah percakapan ini:

Dosen (D): Kamu nilainya berapa?

Gue (G): Saya XX, cuma beda 3 poin mbak sama kelompok saya

D: Oooh berarti saya salah masukin. Seharusnya yang nggak ikut presentasi nilainya setengah dari nilai kelompok. Kalo yang beda 3 poin itu yang telat ngumpulin.

Percakapan tersebut berlanjut antara gue, temen gue itu, dan dosen.

Pada intinya dosen tetap pada prosedur penilaian dimana yang nggak ikut presentasi nilainya setengah dari temen-temennya. Nggak peduli sesimpel apa presentasinya. Namun beliau masih berbaik hati memberikan kesempatan remedial untuk kami dengan memberi kami tugas untuk membuat makalah sendiri dari jenis sumber yang berbeda.

Setelah percakapan selesai, gue banyak di-nggak-enak-in sama orang-orang. Si temen gue ini minta maaf banget karena dia ga bermaksud untuk nurunin nilai gue, tapi dia pengen naikin nilai dia tapi ternyata malah nurunin nilai gue. Temen sekelompok gue juga bilang nggak enak karena merasa sangat sedikit kontribusinya tapi malah gue yang harus ngulang. Dan sebagainya.

Di satu sisi gue ngerasa itu semua nggak adil, karena gue yang kerja keras, tapi gue ga menikmati hasilnya. Malah harus merasakan pahitnya. Ibaratnya lo udah capek-capek numbuhin bibit pohon sampe tumbuh tinggi, lalu ditebang sama orang lain untuk dipake hasilnya. Tapi di satu sisi gue merasa untung tau sekarang, daripada nanti dosennya sadar kalo dia salah masukin nilai, dan ngubah nilai itu di akhir-akhir. Kan gawat kalo udah ga bisa diperbaikin.

Gue berusaha ningkatin self-efficacy gue kembali. Sore itu juga gue langsung bikin makalahnya lagi dan makalah tersebut selesai dalam satu hari karena memang dituntut untuk cepat selesai. Gue merasa beruntung juga karena kemaren kan gue terlibat banyak dalam proses pembuatan makalahnya, jadi gue tau apa yang harus gue kerjain dan itu memudahkan proses pembuatannya. Kata temen gue, kata dosennya, kalo kami bikinnya maksimal, nilainya bisa disamain sama nilai kelompok tapi nggak mungkin lebih dari nilai kelompok. Tapi gue agak cemas dalam pembuatan makalah itu, takut isinya terlalu mirip sama makalah gue kemaren dan disangka niru. Abis mau gimana, orang makalah yang kemaren kan emang mayoritas isinya tulisan gue dan pakai bahasa gue, ya pasti ga jauh beda sama tulisan-tulisan gue yang lain.

Format penulisan gue bikin semirip mungkin sama yang kemaren, agar bisa mendapat "nilai maksimal" tersebut. Yang gue takutin lagi adalah adanya bias sumber. Takutnya nilai kelompok gue itu tinggi karena sumber makalahnya. Takut kalo sumber gue kali ini nggak semenarik sumber yang kemaren dan takut itu berpengaruh ke nilai juga. Apapun itu, gue pasrahlah, yang penting kenyataannya gue nggak gabut.

Di hari deadline, gue sengaja dateng pagi-pagi untuk ngumpulin makalah tersebut. Bahkan gue dateng sebelum dosennya dateng, ketika ruangannya masih dikunci. Selesai ngumpulin, gue pasrah sama hasilnya, yang penting gue udah berusaha.

Barusan, baru aja, gue cek iseng cek nilai di SIAK. Ternyata nilai makalah gue udah berubah. Tapi jadi jauh menurun. Memang udah nggak setengah dari nilai kelompok, tapi jauh dibandingkan nilai sebelumnya. Saat itu juga gue ngerasa kecewa sekecewa-kecewanya. Meskipun pasrah, gue cukup berharap kalo nilai yang didapet bakal maksimal. Tapi ternyata gue yang kerjanya dobel, tripel mungkin, cuma dapet nilai segitu. Gue ngerasa nggak adil. Isi makalah gue nggak jauh beda sama makalah sebelumnya. Gue bener-bener ngerasa kecewa dan nggak adil.

Pada kasus ini, pada kejadian ini, gue nggak tahu siapa yang salah dan siapa yang harus disalahkan. Gue merasa semuanya nggak ada yang salah. Ga ada pihak manapun yang salah. Dosen menjalankan prosedur dengan sesuai bahkan beliau berbaik hati untuk ngasih remedial, temen-temen gue kurang kontribusi karena satu dan lain hal yang memang susah untuk diatasin, dan gue yang nggak masuk karena ya itu tadi alesan di atas.

Yah, mungkin sekarang gue harus berusaha untuk ikhlas dan menerima kejadian tersebut, melupakan semua perasaan kecewa gue, dan melihat sisi positif bahwa nilai gue nggak seburuk yang seharusnya. Yap, mencoba ikhlas itu nggak gampang, tapi pasti bisa.

2 minggu lalu gue ikut keluarga ke Bandung untuk refreshing dari penatnya these hectic weeks. Karena nyokap lagi ada urusan di Trans Studio Mall (ex Bandung Super Mall), jadi kami makan siang disitu. Kami nyari di lantai 2 karena di lantai itu emang banyak banget tempat makan. Setelah liat-liat, kami nemuin resto yang cukup menarik, namanya Plate For Me. Posisinya tepat di sebelah Pepper Lunch. Berhubung gue dan Irdan lagi pengen pizza dan kebetulan disitu ada, jadi disitu aja.

Sesuai dengan namanya yaitu plate, tempat ini bertemakan piring. Jadi banyak banget piring di dinding dan di langit-langit sebagai dekorasinya. Tempat bersandar di tempat duduknya juga dibuat seperti piring.

Menu yang ditawarkan beragam. Mulai dari italian, western, dan juga indonesian. Untuk minuman juga beragam mulai dari tea, coffe, juice, smoothies, milkshake, dll. Selain itu disini juga tersedia dessert seperti waffle, crepe, dan cake. Harganya juga terjangkau loh.

Gue pesen pizza bernama Spicy For Me. Kalau ga salah isinya ada daging cincang, smoked beef, parmesan cheese, bawang bombay, dan bumbu pizza. Sebenernya rasa pizzanya enak, tapi pedesnya bukan main. Gue pikir pedesnya bakal biasa aja, taunya superduper. Bahkan bokap gue aja juga kepedesan.

Kalo bokap pesen menu bernama John Dory. Berbeda dengan menu ikan dory biasa, di dalam ikan ini terdapat daging asap. Jadi semacam Cordon Blue versi ikan. Tapi ngga ada kejunya. Makanan ini disajikan bersama kentang-kentang kecil berbentuk bulat dan juga salad serta saus tartar.

Nah kalo Irdan mesen pizza juga, namanya Napoletana. Isinya gue lupa apa aja, kalo ga salah ada daging, paprika, terus apalagi lupa. Menu ini termasuk favorite dish loh. Rasanya enak, bumbu-bumbunya terasa banget. Sebelumnya dia juga sempat tercengang melihat film favoritnya ada di menu, yaitu Beef Ratatouille! Tapi dia ga mesen karena ratatouille itu isinya sayuran, sedangkan dia kurang suka sayur.

Buat minumannya, dia terjebak. Dia pesen Ice Caramel Cream dengan ekspektasi bahwa itu adalah minuman manis seperti milkshake. Nyatanya rasanya itu campuran paitnya kopi dan asam.

Kakak juga pesen pizza, yaitu Carbonara Pizza. Sesuai namanya, pizza ini menggunakan saus karbonara dan potongan daging asap. Kejunya sedikit banget. Karena belum kenyang, kakakpun mesen Calamari.

Untuk minumnya seperti biasa gue tertarik green tea. Tapi nggak ah gue ga mau, pengen nyoba yang lain. Akhirnya gue pesen Strawberry Smoothies. Rasanya seger, ngga terlalu asem.

Kalo bokap mesen Blueberry Juice. Jus yang cukup langka, apalagi jus ini terbuat dari buah asli, bukan jus botolan. Rasanya ennnnak banget! Ga asem seperti yang gue bayangin. Selama ini kan blueberry identik dengan rasa asam ya, tapi ini engga. Asem-manisnya pas banget, bahkan jus ini lebih enak daripada Strawberry Smoothies gue :9

Kakak pesen Ice Chocolate. Ice Chocolate ini disajikan secara stack, dimana coklat berada di bagian bawah gelas, dan susu cair di atasnya, jadi belum diaduk. Nah karena ini ice, kan dingin ya, jadinya susah diaduk merata karena coklatnya agak mengeras :( Untuk rasanya sih standar.

Nyokap yang datang belakangan memesan menu yang awalnya pengen gue pesen, yaitu Chicken Au Gratin yang berisi steak ayam dan keju di atasnya, dan minumannya Green Tea Matcha. Untung gue ga jadi pesen green tea-nya karena ternyata rasanya didominansi susu sedangkan green tea-nya kurang terasa.

Selesai makan, seperti biasa Irdan tertarik dengan waffle. Akhirnya pesan waffle bernama Mom's Waffle kalo ga salah. Isinya ada waffle, buah-buahan, 1 scoop vanilla ice cream, dan sirup coklat. Rasanya enak, tapi es krimnya kurang banget soalnya cuma 1 scoop.

Pizza disini tipis, dan porsinya cukup untuk satu orang. Ukurannya lebih besar dari personal pan pizza-nya Pizza Hut tapi ngga sebesar medium pizza. Pelayanannya bagus dan ambiencenya juga oke.

Plate For Me

Trans Studio Mall lt. 2, next to Pepper Lunch

Bandung

Minggu lalu, ada kompetisi olah raga & seni bernama PIASTRO yang diselenggarakan oleh BEM F.Psikologi UI. Acara ini diselenggarakan di GOR Bulungan, Jakarta Selatan. Gue terlibat dalam acara ini sebagai panitia, oleh karena itu otomatis gue harus bolak-balik Bulungan-Depok kan.

Di seberang GOR ini ada toko kue Clairmont. Ada papan reklame besar di atas toko ini yang menarik perhatian gue: Blue Velvet with Bubble Gum Flavor! Hoaaa. Biasanya blue velvet yang gue temuin itu rasanya sama aja kayak red velvet, cuma beda warna. Tapi ini dengan rasa bubble gum. Terus warna birunya juga biru cerah, bagus banget (maklum gue suka warna biru). Jadi tiap lewat situ gue ngeliatiin terus. Penasaran pengen nyoba.

Akhirnya belilah gue. Ternyata harganya murah loh. Hanya Rp17.500,- untuk sepotongnya. Dan ternyata Clairmont juga menjual red velvet dan rainbow cake dengan harga di bawah Rp20.000,-

Blue velvet ini terdiri dari layer cake dan cream cheese, lalu di atasnya dikasih stroberi dan potongan gula. Pas gue nyoba, rasanya agak sesuatu. Terasa agak-agak pahit gitu, tapi pahitnya aneh. Awalnya kami kira rasa pahitnya itu dari food coloringnya. Bahkan dia kira itu pewarna tekstil -_- tapi kayaknya ga mungkin ah. Gue pun ragu untuk nerusin makan itu. Tapi akhirnya gue makan terus haha. Akhirnya kami membuat kesimpulan bahwa rasa pahitnya itu adalah dari rasa bubble gum-nya. Rasa bubble gum-nya tuh bukan kayak bubble gum manis minuman Hop Hop gitu, tapi rasa bubble gum yang (kalo kata gue) ga sempurna.

Kalo gula-gula batangnya itu manisnya paas. Nah kalo kuenya dimakan bareng stroberi, rasanya jadi enak banget! hehe. Jadi pas gitu.



Clairmont Patisserie
Jl. Bulungan no. 24 (depan GOR Bulungan, near Plaza Blok M)
(021) 725 2984
http://www.clairmontcake.co.id

Semalem keluarga gue dinner dalam rangka ulang tahun nyokap. Kata nyokap terserah aja mau dimana. Guepun browsing nyari restoran yang deket-deket aja, sekitaran Senopati dan Wijaya. Akhirnya memutuskan untuk makan di Pand'Or. Gue cukup sering ngelewatin Pand'Or ini, tapi tau kalo itu tempat makan baru-baru ini. Ternyata ini adalah cake shop + resto kayak Cheesecake Factory dan Harvest gitu. Untuk memastikan tempat ini oke atau engga, gue bacalah review-reviewnya, daaaan semuanya puas banget dengan resto ini. Wah makin penasaran nih gue.

Sesampainya di Pand'Or sekitar setengah 8 malam, parkirannya full! :o wah wah berarti oke banget kayaknya ini resto. Begitu masuk, ternyata masih banyak tempat kosong karena resto ini terdiri dari 2 lantai. Interiornya baguuuuus banget! Gue suka banget. Desainnya klasik minimalis dengan dominansi warna putih yang membuat resto ini terlihat sangat eksklusif dan romantis. Keluarga gue milih tempat duduk di belakang tembok. Hanya ada satu tempat disini sehingga tempat ini cukup private. Beda dengan tempat duduk lain, tempat duduk disini ada sofa panjang dan armchair + bantal yang empuk dan nyaman banget. Mejanya juga dikasih taplak berwarna soft dan disediakan pula serbet makan.

Mom & Irdan

with Opa

Makanan disini western, european, dan japanese. (Seinget gue) untuk appetizer, salad, dkk harganya berkisar antara 30-40k, main course 80-150k, dessert 30-40k, dan minuman sekitar 20-30k. Oh ya, ada beberapa menu yang ga tertulis di menu, di antaranya churros dan lemon tea. Yuk kita mulai review makanannya :9


Fish and Chips



Ini pesanan adek gue. Yap, dia masih suka yang standar-standar dan belum berani nyoba yang aneh-aneh. Ikannya agak asin, tapi diimbangi dengan saus tartar yang lebih asam dari saus tartar biasanya. Untuk french friesnya, disini french friesnya bukan hanya kentang goreng + garam, tapi kentang goreng yang sudah dibumbui sebelumnya.


Salmon Spaghetti (85k)




Kalo ini pesenan bokap. Gue ga nyobain tapi pas adek gue nyobain salmonnya, dia langsung melotot dan bilang enak haha.


Chicken Kiev


Laluuu ini pesanan guee. Pas baca menu, kalo ga salah tulisannya "Fried chicken fillet with garlic herb butter" ya semacam itulah. Garlic herb butter? Apa tuh? Gue rasa ini makanan yang unik, tapi agak ngeri takut ga enak soalnya garlic & herb. Ya sudah gapapalah akhirnya gue coba aja. Ternyata enaak! Ini agak mirip dengan Chicken Stuffing yang gue makan di Harvest dimana di dalam potongan ayam terdapat isi, yaitu butter dan garlic. Plusnya lagi, menu ini dikasih buah melon dan semangka. Tapi masa gue ga kenyang makannya. Entah emang porsinya ga banyak atau kapasitas perut gue bertambah :s soalnya emang akhir-akhir ini kalo makan emang suka ga kenyang.


Chicken Cordon Blue


Kalo nyokap pesen Chicken Cordon Blue. Standarlah isinya ayam, smoked beef, dan keju. Begitu dipotong, beuuh kejunya lumer keluar. Rasa kejunya berasa banget (Y) Porsinya juga lebih banyak daripada punya gue.

Ada satu menu lagi punya opa, yaitu Chicken Katsudon kalo ga salah. Pokoknya don-don gitu deh. Jadi bawahnya nasi ketan, di atasnya ayam + bumbu lain, terus disediain miso soup juga.

Lanjut keee minuman.

Matcha Latte



Gue pesen Matchalatte, yaitu green tea hangat + susu. Terus dikasih satu mini chocolate cookie juga. Rasa Matchalattenya ennnnnnnnnnak banget! Manisnya pas, komposisi susu dan green teanya juga pas, terus hangat pula. Recommended!


Mango Lychee Juice



Kalo papa pesen Mango Lychee apa gitu. Jus kali ya. Kalo yang ini porsinya agak mini.


Hot Lemon Tea




Nah kalo ini pesanannya opa yaitu lemon tea hangat, dan yang di belakang itu pesanannya mama. Minuman buah apa lupa, tapi pake soda.

Selesai makan, lanjut ke dessert. Dessert yang ditawarkan macam-macam. Nah Irdan bimbang banget antara waffle atau churros. Berhubung dia belum pernah nyoba churros dan udah penasaran dari dulu, akhirnya kami pesan churros.

Churros (40k)




Churros ini disertai dengan chocolate dipping dan potongan berries (strawberry, blueberry, dan raspberry). Churrosnya enak. Teksturnya kering di bagian luar dan lembut di bagian dalam. Gula-gulanya juga enak dan manisnya pas. Untuk chocolate dippingnya agak pahit, dark chocolate sepertinya. Mungkin untuk mengimbangi churrosnya kali ya biar ga kemanisan.

Untuk ambience, dua jempol. Pelayanan, oke banget. Highly recommended restaurant!



Pand'Or
Jl. Wijaya I no. 60
Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
(021) 720 9911
www.pandorcake.com