Exploding Color Box: April 2014

Billie Chick - Kuningan City

April 18, 2014

Malam hari keliling-keliling Kuningan City. Gue nyari resto yang makanannya beragam dan posinya ngenyangin. Setelah keliling-keliling, gue memutuskan untuk makan di Billie Chick, karena gue udah pernah juga makan yang di Kota Kasablanka (read this), dan disana memuaskan banget. Gue tau makanan-makanan Billie Chick ini enak dan porsinya oke.

Resto ini cukup luas sehingga bisa menampung banyak orang. Saat itu malam minggu, tapi resto ini nggak terlalu ramai sehingga nyaman banget untuk berlama-lama disana. Tempat duduk seperti sofa yang tinggi dan empuk juga membuat gue betah berlama-lama disana, apalagi di sebelah kami ada TV plasma.

Macaroni Au Gratine (38.5k)

2 kata untuk makanan ini: enak parah! Makaroninya enak, matangnya pas dan nggak overcooked sampe mengeras. Kemudian semua ingredientsnya tercampur dengan rata so you can taste the delicacy in every single bite. Kejunya terasa banget namun makan banyak nggak bikin eneg. Potongan smoked beefnya juga banyak.

Gindara Fish with Lemon Butter Sauce (65k -20% disc)

Kalau ini adalah potongan ikan gindara yang diberi saus lemon butter di atasnya. Potongan ikannya cukup besar, tapi kurang besar menurut gue hehe. Rasa ikannya sih terbilang agak hambar dan masih ada tulang-tulangnya gitu. Jadi kalo ngunyah mesti pelan-pelan supaya tulangnya nggak nusuk gusi. Untungnya, saus lemon butter di atasnya enak banget dan memang cocok untuk dikombinasikan dengan ikan ini. Sausnya asin-gurih dan segar karena ada sedikit rasa lemonnya. Coba kalo sausnya dibanyakin dikit, bakal tambah oke.

Menu ini juga dilengkapi dengan side dish yang bisa kita pilih antara french fries atau mashed potato, serta sayuran rebus. Saat itu gue memilih mashed potato. Tekstur kentangnya bagus. Lembut tapi nggak lembut banget. Rasanya juga enak banget. Cukup gurih dan campuran susunya cukup terasa. Yummy! Selain itu, pas gue kesana menu ini lagi diskon 20% jadi harganya 52k.

Vanilla Cookies n Cream (32.5k)

Minumannya juga nggak kalah enak sama makanannya. Minuman rasa vanilla ini cukup kuat rasa vanillanya, tapi nggak terlalu manis. Whipped cream di atasnya juga enak dan sedikit manis. Kalau minuman sama whipped creamnya diaduk dan menyatu, maka minuman ini jadi sedikit lebih kental. Untuk potongan oreonya sendiri sih nggak terlalu banyak, cuma di atas whipped cream.

Ice Green Tea Blended (38k)

Green tea ini juga dilengkapi dengan whipped cream di atasnya. Rasa green teanya cukup terasa dan rasanya nggak terlalu manis. Karena ini green tea blended, jadinya minuman ini agak kental.

Sama seperti kunjungan gue sebelumnya, menu di Billie Chick ini emang enak-enak dan harganya cukup terjangkau. Pelayanannya pun bagus karena pelayannya cepat tanggap dan makanannya juga cepet datengnya. Pelayan sempet salah kasih minuman ke kami, cuma begitu kami tanya dia langsung dengan segera mengganti minuman tersebut dengan pesenan yang sebenernya. Happy tummy happy mood :D

Billie Chick

Kuningan City, UG, Unit 50

Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 18

Kuningan, Jakarta

(021) 30480500

asian

Nicole's Kitchen & Lounge

April 11, 2014

Tanggal 9 April, setelah pemilu, gue pergi ke Puncak. Emang udah lama pengen makan di Puncak. Berhubung hari itu libur, kami langsung mutusin untuk pergi kesana. Malam sebelum keberangkatan, kami udah netapin mau ke Nicole's Kitchen & Lounge dan cari-cari tau tentang tempat yang mau kita datangin itu.

Agak susah nyari informasi tentang Nicole's ini karena resto ini adalah resto baru yang baru buka akhir tahun 2013 kemarin. Lokasinya yang jauh sepertinya bikin belum banyak orang yang tau dan kesana. Bahkan di Google Maps pun ga ada. Ditambah resto ini belum ada twitter atau facebooknya. Setelah baca beberapa blog orang, kami mulai dapet pencerahan mengenai lokasi tempat ini.

Kami berangkat dari Jakarta jam 12an, pas adzan Dzuhur. Jalanan saat itu lowong. Tolpun lancar hanya macet di beberapa titik seperti gerbang tol Ciawi dan juga karena ada mobil mogok. Langitpun cerah meski sempet hujan numpang lewat 5 menit. Excited banget karena akhirnya kami jalan-jalan ke luar kota dan juga tempat yang dituju bagus.

Berdasarkan petunjuk minim yang kami baca, katanya Nicole's ini masih terus dari Taman Safari dan dekat Puncak Pass. Tempatnya di Kampoeng Brasco dan patokannya adalah vila Coolibah yang terletak di seberangnya. Gue yang jarang ke Puncak nggak paham sejauh apa itu.

Lewatin Cimory, gue kaget ternyata Cimory itu termasuk dekat. Jalaan terus berbekal Waze, ternyata Taman Safari masih nun jauh disana. Jauh banget ternyata. Jalanan juga padat. Entah berapa lama kami nunggu sampe ketemu Taman Safari. Seneng ketika udah lewatin Taman Safari. Kami jalaan terus nelusurin sepanjang jalan itu. Lama banget, ga tau kemana karena ternyata nggak ada petunjuk Kampoeng Brasco sama sekali. Mana sinyal disana labil. Waze-nya juga mati karena batre hpnya abis (untung bawa powerbank). Kalopun nyala, Kampoeng Brasco nggak ke-detect di Waze. Saat itu patokan kami Puncak Pass aja karena katanya nggak jauh dari situ.

Gue yang nggak paham Puncak mulai khawatir ketika udah memasuki kebun teh dan jalan berlika-liku itu. Gue mikir, masa sejauh itu? Ini sih jauh banget parah.. Mana gue orangnya takut di jalanan lika-liku dan tinggi gitu. Udah panik aja kanan kiri pohon, kebun teh, jurang, plus mulai ada kabut. Gue tanya dia, di atas masih rame kan..? Takutnya kita udah di super puncak yang ga ada kehidupan (maaf gue emang senggak tau itu tentang Puncak). Untung Google Maps gue bisa dan sinyal provider gue bagus disana. Seneng ketika Kampoeng Brasco ke-detect tapi....... itu masih 9 km lagi......... Lemes rasanya. Takut udah jauh-jauh terus ternyata salah. Udah takut nyasar/kelewatan juga. Dengan was-was, kita tetep jalan terus. Dari yang tadinya ngobrol, becanda-canda, nyanyi-nyanyi, sampe akhirnya diem dan fokus nyari jalan, dan karena khawatir juga.

Ketika ngelewatin masjid yang besar itu, gue seneng karena disana rame. Berarti masih ada kehidupan :') Pas Waze udah nyala lagi, baru gue coba search disana tapi nggak tau itu result keluarnya tempat apa, yang jelas tulisannya 22 km lagi................... Gue ga berani bilang. Gue percaya sama Google Maps gue aja yang bilang itu "tinggal" 8 km-an lagi. Sepanjang jalan mikir.. Ini jauh amat.. Tapi kalo balik lagi sayang udah sejauh ini.

Kami pun akhirnya ketemu Puncak Pass Resort. Kaget, dan khawatir banget karena katanya sebelum Puncak Pass. Dia bilang mungkin sebelumnya itu dari arah sana. Setelah jalan.. lagi, kami memutuskan untuk nanya orang yang ada di warung. 3 orang bapak-bapak disana bilang kalo Kampoeng Brasco masih lurus terus nggak jauh dari situ, sekitar 1 km lagi.

Kaget banget ketika lewatin Taman Bunga Matahari karena gue tau itu jauh BANGET dan ternyata kita nggak jauh dari situ. Parah. Tapi emang sih, Nicole's ini tulisannya daerah Cipanas tapi karena gue ga tau Cipanas itu sejauh apa, jadi gue pikir ga segitunya. Ternyata segitunya.

AKHIRNYA ketemu Kampoeng Brasco di sebelah kiri jalan! Fiuh! Lega bangeet karena tempat itu ada. Kami sampai sekitar jam 3an. Gila kalau dipikir, demi makan doang rela sejauh itu, selama itu. Sebenernya bukan kami bela-belain segitunya, tapi karena minim informasi dan nggak tau bakal sejauh itu.

Begitu masuk ke dalam gedungnya, agak kaget Nicole's Kitchen nggak seperti yang ada di foto. Beda. Tapi terus ada petunjuknya kalo Nicole's Kitchen & Lounge itu ada di atas lagi. Ternyata benar kayak yang gue baca, posisinya ada di paling atas bangunan ini. Ya, di rooftop.

Akhirnya sampai.. Lega banget. Saat itu, meski jam makan siang udah lewat, tempatnya rame banget bahkan hanya tersisa 1 tempat.

Tempat ini didominasi oleh furniture berwarna putih, dan terdiri dari 2 area yaitu indoor dan outdoor. Di dalam, kursi-kursi berwarna putih dikasih bantal duduk berwarna terang jadi bagus banget kombinasinya. Ditambah hiasan pohon dan lampu-lampu, menambah cantik tempat ini.

Di bagian luar, desainnya seperti taman yang ada batu-batuan dan lampu hiasnya juga. Disana ada beberapa jenis tempat duduk. Ada yang kursi besar untuk berdua, ada yang kursi besar untuk ramai-ramai, ada juga yang seperti bed. Semua didesain untuk santai-santai, bahkan yang bed bisa juga untuk tidur-tiduran.

Gue mengambil tempat di dalam, seperti resto biasa. Pintu-pintu yang dibiarin terbuka, bikin anginnya bebas masuk. Saat itu anginnya kenceng banget dan dingin. Rambut beterbangan kayak di sinetron-sinetron yang pake blower. Selain hemat listrik karena nggak pake AC, resto ini juga hemat listrik karena nggak pake lampu. Cahaya disini adalah cahaya alami matahari yang masuk dari semua dinding dan atap kaca. Pencahayaannya juga terang dan bagus banget.

Satu hal yang kami antisipasi adalah, katanya pelayanannya disana kurang memuaskan. Jadi kami nggak berekspektasi tinggi sih. Kami duduk di meja yang masih ada bekas piring-piring customer sebelumnya, dan menunggu sekitar 10 menit sampai piring-piring itu diangkat dan kami dikasih menu.

Menu disana beragam mulai dari Asian, Western, ada juga pasta. Minumannya juga beragam dari berbagai jenis teh, ice blended, kopi-kopian, hingga alcoholic drinks. Plusnya adalah banyak minuman disana yang bisa disajikan panas, termasuk thai tea dan green tea. Harganya affordable dan termasuk murah untuk resto sebagus ini. Gue pikir harga makanannya bakal di atas 50k semua tapi ternyata mulai dari 20k. Mayoritas sih 30-40an kecuali steak yang 125an. Untuk minumannya mayoritas 30an. Harga yang affordable inilah yang juga bikin disini rame pengunjung. Yang kurang disini adalah nggak ada dessert.

Springroll (32k)

Menu ini terdiri dari 4 buah lumpia goreng berisi rebung, ditambah bumbu kacang. Warnanya cantik dan kulitnya garing, serta nggak berminyak. Rasanya sih biasa aja. Bumbu kacangnya juga biasa aja malah cenderung agak cair. Gue mengharapkan isinya lebih dari sekedar rebung, bakal jauh lebih oke kalo ada isi daging, bihun, wortel.

Carp Fish with Mango Sauce (45k)

Ini adalah potongan daging ikan gurame yang digoreng tepung, lalu diberi mango sauce di atasnya. Ikannya sih enak meski beberapa potong masih ada tulangnya. Yang gue kaget begitu makanan ini datang adalah bumbunya. Selain banyak irisan mangga, disini banyak banget cabe dan bawang merahnya! Ngeliatnya aja udah serem. Agak beda sama di buku menu karena di buku menu nggak dikasih liat bahwa cabe dan bawangnya sebanyak ini. Di bayangan gue, rasanya bakal asem-manis seger, ternyata rasanya pedes parah. Pedes banget banget. Ada sih rasa asem-manisnya dan enak, tapi pedesnya lebih mendominasi. Mana sausnya sampe ke bagian bawah nasi, jadi nasinya ikut pedes.

Kalo porsinya, besar dan ngenyangin banget! Gue sampe ga kuat ngabisin nasinya. Ikannya juga banyak banget loh. Worth it dengan harga segitu, mengingat gurame itu mahal. Menurut gue sih menu ini enak asalkan pedesnya dikurangin.

Chicken Katsu Curry with Rice (48k)

Penampilan menu ini biasa aja, nggak cantik seperti menu lainnya. Selain chicken katsu yang diberi bumbu kare, ada juga potongan-potongan kentang rebusnya tapi kata dia kentangnya belum mateng dan masih keras. Rasa bumbu karenya juga kurang berasa menurut gue. Selain itu, bumbunya juga kurang kental dikit. Oh ya, kalo nggak mau nasi, nasinya bisa juga diganti dengan udon.

Hot Tea (7k)

Maaf ya lupa foto minuman-minumannya hehe. Masih ada loh minuman seharga 7k di restoran ini, yaitu teh biasa. Bisa disajikan panas/dingin, juga manis/engga. Karena disana anginnya dingin banget, gue sengaja pesen teh panas manis. Teh ini disajikan dalam gelas besar jadi isinya juga banyak. Rasanya juga enak banget. Yang gue agak kaget adalah nggak dikasih sedotan. Biasanya kan di gelas kayak gitu ada sedotannya, atau kalo engga wadahnya itu cangkir. Tapi gue ga masalah sih karena emang ga suka juga kalo sedotan ditaruh di minuman panas. Cuma unik aja jadinya minum langsung dari gelas gede gitu.

Green Tea Latte (38k)

Awalnya mau pesen Green Tea & Red Bean Ice Blend tapi red beannya kosong jadi mbaknya nawarin Green Tea Latte. Warna minuman ini hijau tapi nggak hijau banget, agak kecoklatan dikit. Pas diminum, aneh, rasanya malah dominan rasa kopi. Udah diaduk-aduk tapi green teanya nggak berasa sama sekali.

Overall, makanan disini sih biasa aja menurut gue. Pelayanannya sih biasa aja. Mbaknya cukup ramah dan tanggap ketika diminta tolong, seperti ketika gue minta tissue yang nggak disediain di semua meja. Suasananya enak banget dan dekorasinya bagus. Kalo sepi bagus deh buat foto-foto. Cuma emang saat itu rame banget disana. Mungkin kalo pagi baru sepi.

Jam udah menunjukkan jam 5 sore, waktunya kami pulang sebelum kemaleman. Jalanan saat itu padat dan kami berhenti setelah ngelewatin Puncak Pass. Kami berenti kira-kira setengah jam dari maghrib sampe setengah 7an. Ternyata lagi ada buka-tutup jalan jadi emang ga jalan sama sekali. Sambil nunggu kami ngobrol-ngobrol, nyanyi-nyanyi, nonton YouTube, sama ngomentarin orang-orang di sekitar sana.. Haha. Baru pertama kali gue ngalamin buka-tutup jalan kayak gitu.

Ketika jalan 1 arah udah diberlakukan, udah deh jalanan lancar cuma macet di beberapa titik. Perjalanan pun lebih lancar dari pas kami berangkat. Sempet berenti di rest area sebentar, kami pun sampe rumah gue jam 8 lewat, hampir setengah 9.

Ya, perjalanan panjang ini mungkin sekilas keliatannya hanya untuk makan yang super jauh itu. Tapi buat gue, it's much more than that. Sebuah pengalaman langka yang gak bakal dilupain :)

Nicole's Kitchen & Lounge
Kampoeng Brasco Factory Outlet
Jl. Raya Cipanas, Hanjawar 1
Desa Palasari, Cipanas
Cimacan, Jawa Barat
085648899969
081938596696

color guard

Becoming A Coach: Al-Azhar Kemang Pratama

April 05, 2014

Setelah 1,5 tahun jadi pemain color guard, akhirnya gue dapet tawaran pertama untuk ngelatih color guard anak SD. Waktu itu gue ditawarin ngelatih di Al-Azhar Kemang Pratama, Bekasi. Saat dapet tawaran itu, gue langsung ngeiyain aja karena emang pengen nyoba, dan kebetulan ada temen gue Agnes juga yang ngelatih disana. Padahal sebenernya itu jaaauh banget dari domisili gue.

Gue ngelatih disana setiap hari Selasa, dan hari Jumatnya Ige karena Jumat gue nggak bisa. Perjalanan kesana biasanya ditempuh selama 1,5 jam naik motor sama Agnes. Kalo ngebut banget bisa sejam. Kebayang kan sejauh apa tempatnya? :") Apalagi gue jarang banget naik motor. Kalopun naik motor paling sekitaran UI. Jadi berasa banget perjalanan itu. Meskipun udah berkali-kali bolak-balik, tetep aja deg-degan naik motor di jalan raya karena motor-motor lainnya nyelap-nyelip seenak jidat dan nyeremin.

Belum lagi kalo ujan, beuhh ribet banget. Harus minggir dulu make jas ujan, nunggu redaan baru jalan. Nggak jarang juga kami jalan di tengah hujan. Pernah satu kali, pas lagi minggir make jas ujan, gue dan Agnes dipalak bapak-bapak yang minta-minta gitu.. Serem banget.

Gue ngelatih disana dari jam 3-4.30. Biasanya, jam 1an gue udah harus jalan dan baru nyampe Depok lagi di atas maghrib. Padahal ngelatihnya sendiri cuma 1,5 jam. Kalo nggak emang niat, berat pasti. Cuma kalo diniatin sih yaa enjoy aja. Kalo pulang biasanya gue didrop Agnes sampe satu titik abis itu naik angkot. Kalo lagi beruntung, bisa nebeng Agnes atau pelatih lain sampe Depok.

Naik angkot maghrib-malem sendiri gitu juga suatu hal yang ga pernah gue lakuin kalo bukan karena ngajar ini. Selalu deg-degan takut nyasar, takut dipalak. Haha parno banget. Tapi so far sih aman-aman aja.

Anak-anak yang gue latih disana rata-rata kelas 4 dan 5. Ada juga sih 1 anak kelas 3. Kalo yang kelas 6 bukan gue yang ngelatih, karena mereka mau ikut kompetisi gitu di Bali. Yang gue ajar itu anak-anak baru jadi materinya bener-bener dari awal.

Seneng banget karena anak-anaknya pinter dan bersemangat. Mereka seneng banget kalo dikasih materi baru dan cepet nangkepnya. Udah gitu mereka semua open dengan orang baru. Pertama kali gue dateng aja mereka langsung menyambut baik, ngajak ngobrol, dan cerita-cerita. Jadinya nggak canggung sama sekali. Kalo gue lagi makan di kantinnya, mereka juga suka jb-jb.

Meskipun demikian, namanya juga anak-anak, butuh effort lebih untuk ngatur mereka. Kalo lagi dirileksin, demennya ngadem di ruangan AC, ngerengek-rengek mau jajan, atau keasikan gosip. Belom lagi kalo ada yang berantem dan ngambek-ambekan. Harus pinter-pinter ngajak latihan lagi. Buat gue pribadi sih nggak terlalu sulit karena emang belajar psikologi tentang anak-anak dan cara mengajar juga hehehe.

Hal yang gue amazed ada di GPA 9 itu (Gema Persada Al-Azhar, nama marching band disana) adalah adanya apel awal dan akhir, sebelum dan sesudah latihan. Waktu zaman gue SD dulu nggak ada apel awal dan akhir gitu. Bahkan disana juga diajarkan disiplin untuk izin kalau nggak latihan, push-up kalo telat tanpa izin. Hebatnya lagi, anak-anak itu rebutan mau jadi komlat (komandan alat), padahal kalo di MBUI, anak-anak saling nyuruh PIC-in kalo komlatnya ga masuk.. Haha. Disiplin nggak hanya dalam latihan, tapi di luar latihan seperti misalnya ngajarin untuk ngerapiin alat-alat di bawah ini.

Enaknya adalah disana gue masih dibimbing Kak Dedi (pelatih gue). Materi dia yang buat jadi gue tinggal transferin ke anak-anak. Dia juga mantau progress anak-anaknya. Hal-hal manajerial seperti flag, kostum, juga dia yang pegang. Ngelatih disana juga enak karena kesejahteraannya terjamin hehehe. Ibu-ibu disana juga baik dan cukup supportif.

Setelah sekian bulan latihan, akhirnya anak-anak itu dapet kesempatan tampil di pensi sekolah. Saat hari penampilan, gue berubah sekejap jadi mak-mak rempong. Disana naluri keibuan lo akan otomatis keluar ngurus anak-anak yang riweh. Makein kostum, nyiapin bendera, bahkan sampe ngelapin keringet anak-anaknya. Padahal sehari-harinya gue paling jijik bersentuhan sama keringet orang. Tapi saat itu udah ga mikirin sama sekali dan fokusnya ke mereka. Ige juga bantu nyepol-nyepolin rambut anak-anak, tapi kalo gue nggak bisa nyepolin.

Selain bantuan fisik kayak gitu, perlu juga loh emotional support untuk anak-anak itu. Meyakinkan kalo mereka itu bisa, meyakinkan mereka bisa tampil bagus. Apalagi saat itu ada anak yang lemes pusing kurang tidur, terus ngambek juga. Bener-bener harus sabar dan pelan-pelan ngebujuk dan nyemangatinnya. Di satu sisi harus ngebangun semangat dia, tapi nggak boleh sampe maksa juga.

Selama mereka tampil, saat orang-orang nikmatin, malah gue yang deg-degan. Merhatiiin mereka. Seneng banget ketika ngeliat anak-anak yang dilatih itu akhirnya bisa nampilin apa yang selama ini udah dilatihkan. Ngeliat mereka bisa, seneng banget.

courtesy: Ige's instagram

Courtesy: Ige's instagram

Setelah penampilan itu, gue nggak lanjut ngajar disana lagi karena berganti semester dan jadwal kuliah gue pun berubah. Pengalaman satu semester bolak-balik Depok-Bekasi juga cukuplah buat gue. Sayangnya, gue nggak sempet pamitan sama anak-anaknya :(