Ini adalah post yang udah gue tunggu-tunggu sejak 2,5 tahun lalu. Sejak dinyatakan diterima di program studi S-2 Magister Profesi (MAPRO) Psikologi UI, gue udah meniatkan hati untuk nulis pengalaman kuliah S-2 ini. Tapi kutahan-tahan untuk nulis karena nunggu kuliahnya bener-bener selesai dulu. Karena pengennya tulisan ini merangkum keseluruhan program studi selama S-2 sampai dengan wisuda dan sumpah profesi. Alhamdulillah segala rangkaian kuliah, wisuda, dan sumpah profesi udah kelar jadii ku sudah bisa menulis :D
Kalo boleh jujur dan flashback sedikit, UI bukanlah pilihanku. Bahkan ngga ada tuh UI masuk ke daftar universitas yang jadi pilihan untuk ku lanjut S-2 Profesi Psikologi. Bukan gue ga suka UI, gue suka dan bangga banget sama universitasnya. Apalagi Psikologi UI, salah satu hal yang sangat kusyukuri bisa kuliah disana saat S-1 dan sangat kunikmati kuliah disana.
Tapi untuk S-2 di program yang gue mau, dulu gue cuma punya 1 universitas pilihan dan udah daftar dan diterima disana. Tapiii karena berbagai macam pertimbangan, tough discussion with family and some people, akhirnya memutuskan untuk daftar ke UI juga dengan setengah hati. Waktu itu mikirnya daftar dulu aja deh, siapa tau nanti berubah pikiran dan mau kesana. Orang-orang terdekat pasti tau banget galaunya gue dulu pas akhirnya dihadapkan pada 2 pilihan universitas.
Oke long story short akhirnya gue masuk dan berkuliah disana. Waktu itu mindsetnya, gue udah mengorbankan banyak hal, so this has to be worth it. Gue ga boleh setengah-setengah kuliahnya. Harus bener-bener, kalo ga serius mending ga usah kuliah. Sayang-sayang aja hal yang gue korbankan kalo kuliahnya ga serius.
Sampai akhirnya ada pengumuman gue keterima di UI, jujur gue sakit kepala wkwk. Sampe ambil sick leave loh besokannya. Temen kantor sampe bilang "Ya ampun, ada ya orang keterima di UI malah sakit?" Yes, ada. I have reasons for that. Karena kayak yang gue bilang di awal, tujuan gue sebenarnya bukan ke UI.
Jadii program studi MAPRO ini berlangsung selama 2,5 tahun. Kok lama banget? Bukannya 2 tahun? Duluuu memang 2 tahun, tapi beberapa tahun terakhir programnya diperpanjang jadi 5 semester alias 2,5 tahun karena ternyata 2 tahun ngga cukup untuk belajar di kelas, praktik, dan mengerjakan tesis. 2 tahun terlalu berdarah-darah katanya. Bahkan wacananya, ke depannya program ini mau diperpanjang jadi setidaknya 3 tahun 😮 Makanya mending buru-buru ambil sekarang sebelum beneran jadi 3 tahun atau bahkan lebih.
Itu UI doang atau semua univ 2,5 tahun? Semua program MAPRO di Indonesia setau gue sama, 2,5 tahun. Dan ga bisa lulus lebih cepet karena mata kuliahnya udah dipaketin setiap semesternya. Tapi kalo lebih lama bisa hehe. Tapi apakah mata kuliahnya sama atau beda di setiap universitas gue kurang tau. Sempet benchmark sama UGM itu agak beda. Jadi yang akan gue ceritain disini yang di UI yaa.. Lalu belajar apa aja di setiap semesternya?
SEMESTER 1
Semester ini adalah matkul-matkul kemagisteran dan masih ngulang beberapa mata kuliah S-1, yaitu Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Statistik Lanjut, dan Konstruksi Alat Ukur Psikologi (KAUP). Semua peminatan belajar matkul yang sama. Totalnya hanya 4 matkul dan 100% belajar di kelas. Sebagian materinya udah pernah dipelajarin di S-1 dan sebagian lainnya baru. Di semester 1 ini hampir setiap hari ada jadwal kelas. Di luar itu pastinya banyak menghabiskan waktu untuk nugas. Pengalaman awal-awal kuliah S-2 bisa dibaca disini.
Saran gue, kalo mau nabung nilai mending maksimalin di semester 1 ini karena materinya masih teoritis, ujiannya masih paper & pencil, jawabannya ada di buku dan slide dosen, masih lebih mudah untuk prediksi nilai berdasarkan usaha kita. Kalo di semester berikut-berikutnya nilai udah bener-bener di luar kendali kita, penilaiannya kualitatif bukan yes or no seperti di buku, terlalu banyak X factor yang mempengaruhi nilai, yang kadang kita sendiri bingung penilaiannya berdasarkan apa hehe. Jadi mumpung nilai masih bisa dikira-kira berdasarkan usaha kita, maksimalkanlah nabung di semester 1. Oh ya, pas semester 1 ini kuliah hampir tiap hari dan 4 matkul tersebut berjalan secara paralel, cuma beda-beda harinya. Di semester 1 ini juga pakaian masih boleh agak "santai" ga perlu serapi semester-semester berikutnya.
Dyani kenapa mau masuk Psikologi UI? Soalnya makaranya biru muda. Wkwk ga deng |
Ini ngapain sih di-candid, Shak? |
Formasi nugas yang lebih kayak nunggu antrean dokter. Sekali-kalinya nugas di kampus sampe malem dan semua ruangan udah ditutup. |
Kelas terakhiir bareng peminatan Psikologi Pendidikan |
Peeps who got each other's back to help us get through first semester |
SEMESTER 2
Semester 2 mulai kuliah keprofesian dan matkul-matkulnya udah beda per peminatan. Di UI sendiri ada 4 peminatan untuk program MAPRO-nya, yaitu peminatan Klinis Dewasa, Klinis Anak, Pendidikan, dan Industri dan Organisasi. Gue sendiri ambil peminatan Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Oh ya sebelum mulai kuliah Profesi, di awal semester 2 kita ada semacam pembekalan sebagai calon psikolog. Diingatkan kembali tujuan kita, mimpi-mimpi kita, etika-etika dalam berprofesi, dan lain sebagainya.
Semester 2 mulai kuliah keprofesian dan matkul-matkulnya udah beda per peminatan. Di UI sendiri ada 4 peminatan untuk program MAPRO-nya, yaitu peminatan Klinis Dewasa, Klinis Anak, Pendidikan, dan Industri dan Organisasi. Gue sendiri ambil peminatan Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Oh ya sebelum mulai kuliah Profesi, di awal semester 2 kita ada semacam pembekalan sebagai calon psikolog. Diingatkan kembali tujuan kita, mimpi-mimpi kita, etika-etika dalam berprofesi, dan lain sebagainya.
Estrogen overloadd |
Kalo peminatan PIO, di semester 2 ini matkulnya terdiri dari Metode Observasi dan Wawancara PIO, Psikodiagnostik, Asesmen Organisasi, Intervensi Organisasi, dan Kapita Selekta. Untuk semester 2 ini bisa dibilang 75% belajar di kelas, 25% sisanya praktik karena udah mulai berhubungan dengan perusahaan untuk tugas-tugas dan pengambilan data. Disini mulai menyadari pentingnya koneksi dan pertemanan dalam mendapatkan responden dan perusahaan untuk pengambilan data. Kalo jadwal kuliahnya sendiri menggunakan sistem blok, yang mana dalam 1 waktu hanya ada 1 matkul dan 1 matkulnya berlangsung selama kurang lebih 2-5 minggu. Tapi khusus Kapita Selekta kelasnya 1 kali seminggu sepanjang semester.
Khusus untuk Psikodiagnostik, angkatan gue pertama kalinya dicoba gabung dengan semua peminatan. Jadi setengah semester kelas gabungan seluruh peminatan dan belajar berbagai macam alat tes psikologi walaupun ngga related dengan peminatan kita, lalu setengah semester berikutnya baru pisah per peminatan dan belajar alat tes sesuai peminatan masing-masing. Gue pribadi suka sih digabung gitu karena jadi tau alat tes lain, bisa belajar dari dosen peminatan lain, dan pemberian materinya cenderung lebih komprehensif dibanding kalau dipisah per peminatan. Tapi kayaknya yang pake metode ini cuma angkatan gue..
Kalo Kapita Selekta basically bikin penelitian sih haha. Bikin penelitian untuk dimasukin ke jurnal, karena salah satu syarat kelulusan S-2 di UI adalah membuat artikel jurnal. Jurnalnya boleh jurnal internasional, jurnal nasional terakreditasi, atau ikut konferensi internasional yang kemudian dilanjutkan ke Proceeding. Ini sifatnya wajib, kalo penelitiannya belum diterima di jurnal ga bisa lulus walau udah sidang tesis dan ujian-ujian lainnya.
Tips dari gue, pilihlah topik dan metode penelitian yang tidak mempersulit hidup kalian. Beberapa orang punya idealisme untuk bikin jurnal sebagus-bagusnya (ya iya sih pasti) dengan memilih topik yang ngga umum, metode eksperimental atau teknik analisis statistik yang sulit, dan masukin artikel jurnalnya ke jurnal internasional. Kalo mau sih silakan, yang penting punya cukup waktu. Kenapa gue bilang gitu, karena pertama, proses masukin naskah ke jurnal bagus itu lama. Jangankan internasional, jurnal nasional aja kadang lama. Lalu topik pasti kebanyakan pengen yang baru dan ngga umum, which is good, tapi impactnya adalah literaturnya lebih terbatas sehingga kita perlu lebih banyak meluangkan waktu untuk nyari literatur dan mempelajari teorinya. Kemudian metode eksperimen, ngga mudah untuk bikin penelitian eksperimen. Dengan padatnya kuliah profesi, akan sulit banget cari waktu untuk bikin penelitian eksperimen, so non-experimental research is more feasible. Beberapa temen pun sempet ganti topik dan metode karena setelah dijalani ternyata penelitian "idealnya" sulit dan kurang feasible dilakukan di tengah kuliah profesi. Tentunya ganti topik ini makan waktu, tenaga, dan pikiran karena harus ngulang dari awal.
Gue pribadi sama sekali ngga muluk soal jurnal ini. Gue bener-bener melihat ini sebagai syarat kelulusan aja, jadi gue pilih cara termudah yang tidak mempersulit hidup gue haha. Gue pilih topik yang cenderung baru, still emerging, and will be a hot topic, tapi literaturnya ngga sulit, kemudian pastinya non-experimental, pilih teknik analisis statistiknya pun yang ga ribet dan bisa di-run pake SPSS, lalu masukin ke jurnal yang kemungkinan prosesnya cepet.
Saat memilih variabel pun gue berangkat dari variabel yang alat ukurnya udah tersedia versi Bahasa Indonesianya sehingga gue ga perlu menghabiskan waktu untuk adaptasi alat ukur lagi, dan alat ukurnya ngga panjang haha. Karena untuk jurnal ini perlu minimal 3 variabel, jadi gue harus cari alat ukur yang pendek-pendek supaya total alat ukurnya ngga terlalu panjang. Jadi sebenernya pemilihan variabel gue bukan berdasarkan fenomena tapi berdasarkan ketersediaan alat ukur baru disambung-sambungin haha. Terbukti, dengan metode ini gue menjadi salah satu yang tercepat di angkatan untuk menyelesaikan jurnal hingga jurnalnya accepted. Tapi balik lagi, the choice is yours.
Nah yang perlu di-note adalah dari semester 2 ke semester 3 itu sifatnya kontinu. Artinya kita harus lulus seluruh matkul di semester 2 dulu baru bisa lanjut ke semester berikutnya. Kalo ada 1 aja matkul yang ngga lulus, maka harus ulang di tahun berikutnya, dan artinya perlu cuti 1 tahun.
Lalu di semester ini absen juga harus 100%, alias ga boleh ga masuk sekalipun. Mungkin logicnya karena setiap pertemuan itu fruitful banget, jadi kelewat 1 pertemuan aja dianggap kelewat banyak materi. Somewhat betul sih. Lalu gimana kalo sakit atau ada urusan super penting? Ga boleh :) Pokoknya jaga kesehatan banget deh di semester ini.
Kelar UTS di ruang dosen yang comfyy |
Matching gemay wkwk |
Bukber di basecamp a.k.a. rumah w |
Dapet award-award-an dari temen-temen 💙 |
Sesi foto resmii |
Kalo kata temen, ini lebih kayak lawyer-lawyer ibukota 😄 |
SEMESTER 3
Di semester ini mulai praktik kerja atau kasuistik. Jadi di semester ini mahasiswa akan ngerjain project-project dengan topik tertentu, kalo kami nyebutnya kasus. Pas angkatan gue, totalnya kurang lebih ada 7 kasus, yaitu Asesmen Tenaga Kerja yang terdiri dari Seleksi, Mapping Potensi, dan Mapping Kompetensi (Assessment Center), kemudian ada kasus Analisis Jabatan, Pelatihan, dan di semester berikutnya ada 2 kasus lagi yaitu Analisis Organisasi dan Magang.
Untuk setiap kasus ini ada yang dikerjakan secara individual, ada yang dibagi kelompok. Ada yang 1 kelompok di 1 perusahaan, ada yang 1 angkatan praktik di perusahaan yang sama. Tapi untuk setiap kasusnya kita harus praktik di perusahaan yang berbeda. Enaknya kalo di PIO adalah timeline kasusnya sama untuk setiap orang, jadi dari kampus udah ditentuin periode praktik untuk setiap kasusnya. Jadi kita mulai bareng dan selesai bareng untuk setiap kasusnya. Kalopun ada yang maju mundur biasanya ngga jauh. Beda dengan peminatan lain yang periode praktik per orang bisa beda-beda banget. Ada yang masih ngerjain kasus A, ada yang udah kasus B, ada juga yang paralel mengerjakan beberapa kasus. Sementara itu kalo di PIO biasanya 1 periode hanya 1 kasus.
Tapii walaupun 1 periode hanya 1 kasus, kita tetep udah harus mempersiapkan untuk menyambut kasus berikutnya, utamanya karena perusahaannya itu kita nyari dan dealing sendiri. Kita yang harus PDKT ke pihak perusahaan, nawarin kerjasama, dealing, sampai nanti praktik mahasiswa yang berhubungan langsung sama pihak perusahaan, ngga lewat kampus. Ini jadi challenge tersendiri karena mahasiswa harus jadi penjembatan antara kebutuhan perusahaan dan kebutuhan dosen dan kampus. Pusing? Pusing. Dan disini semakin kelihatan pentingnya networking karena untuk dapetin perusahaan tempat praktik yang sesuai kriteria itu ngga mudah. Beberapa kali kami harus ganti perusahaan bahkan ketika projectnya udah berjalan.
Dinamika setiap kasusnya beda-beda banget. Kuncinya adalah sabar dan tawakkal. Haha. Pokoknya kerjain aja, usahain aja apa yang masih bisa diusahain, it's a tough process tapi pasti akan berlalu kok. Penting banget untuk jaga kekompakan angkatan disini, karena sangat VUCA (volatile, uncertain, complex, ambiguous) 😅
Tapii overall seru! Lewat kasus ini jadi bener-bener dapet experience dan belajar praktik secara profesional, karena kita ngga dilihat sebagai mahasiswa tapi lebih dilihat sebagai konsultan. We represent faculty and UI, jadi memang harus jaga banget attitude, etos kerja, dan kualitas kerja karena yang dibawa bukan cuma nama individu tapi nama institusi. Banyak banget belajar dan pengalaman yang didapet sangat-sangat berharga.
Di semester 3 ini bisa dibilang 75% praktik di luar kelas, 25% sisanya belajar di kelas karena biasanya sebelum praktik kasus akan ada pembekalan dulu. Selain itu, untuk setiap kasusnya akan ada pembuatan laporan dan bimbingan dengan dosen.
Folder-folder kasus yang akhirnya ga kepake karena laporannya dikumpulin online |
Praktik kasus pertama |
Kelompok Sehat |
Ga ada foto bareng pas kasus disini, foto pas preparation pun jadi |
SEMESTER 4
Beda dengan magang pas S-1, Magang di S-2 ini mahasiswa harus mengerjakan sebuah project yang outputnya jelas, ga cuma bantuin day-to-day job atau pekerjaan operasional sehari-hari. Contohnya adalah bikin kamus kompetensi, ngelakuin analisis jabatan, workload analysis, atau apapun tergantung kebutuhan perusahaan.
Waktu itu gue dapet kelompok magang isi 3 orang, yang sangat sangat kompak dan kooperatif. Ga cuma dalam hal akademis ataupun kerjaan, tapi dalam berbagai aspek kehidupan. Masih tetep saling support sampai detik ini (dan semoga ke depannya). Sangat bersyukur di-assign di kelompok ini, dan dapet perusahaan yang juga sangat supportif dan kooperatif. Ini adalah hal-hal yang super duper perlu disyukuri karena kebanyakan kelompok ngga semulus ini jalannya. Dan feel honored banget ketika kami bertiga segitu dipercayanya oleh perusahaan dan lebih dilihat sebagai konsultan dibanding anak magang.
Semester 4 masih praktik, tapi sistemnya agak beda dengan semester sebelumnya. Di semester ini hanya ada 2 kasus, yaitu Analisis Organisasi yang kemudian dilanjutkan dengan Magang selama 3 bulan. Untuk 2 kasus ini dilakukan di 1 perusahaan yang sama, kecuali kalo ada sesuatu yang mengharuskan ganti perusahaan. Ga cuma sampe magang, idealnya juga dilanjutkan sampai tesis di perusahaan yang sama.
Beda dengan magang pas S-1, Magang di S-2 ini mahasiswa harus mengerjakan sebuah project yang outputnya jelas, ga cuma bantuin day-to-day job atau pekerjaan operasional sehari-hari. Contohnya adalah bikin kamus kompetensi, ngelakuin analisis jabatan, workload analysis, atau apapun tergantung kebutuhan perusahaan.
Waktu itu gue dapet kelompok magang isi 3 orang, yang sangat sangat kompak dan kooperatif. Ga cuma dalam hal akademis ataupun kerjaan, tapi dalam berbagai aspek kehidupan. Masih tetep saling support sampai detik ini (dan semoga ke depannya). Sangat bersyukur di-assign di kelompok ini, dan dapet perusahaan yang juga sangat supportif dan kooperatif. Ini adalah hal-hal yang super duper perlu disyukuri karena kebanyakan kelompok ngga semulus ini jalannya. Dan feel honored banget ketika kami bertiga segitu dipercayanya oleh perusahaan dan lebih dilihat sebagai konsultan dibanding anak magang.
Sharing session buat tim HR klien |
FGD |
Numpang meeting wkwk ada aja yang motoin |
Dan pada saat magang jalan 1 bulan, tiba-tiba pandemi menyerang. Untung kantornya siap untuk WFH secara sistem dan infrastruktur, dan project kelompok gue tetep bisa dilakukan secara remote. Again, bersyukur banget untuk hal ini karena nggak semua kelompok dan perusahaan tempat mereka magang siap menghadapi WFH sehingga magangnya agak terhambat. Gue pribadi seneng sih WFH gini karena jadi ga harus bangun pagi dan jadi lebih fleksibel hehe yang penting kerjaan berees.
Final presentation & farewell online |