Beberapa hari yang lalu gue baru sadar kalo udah pas setahun aktif investasi di pasar modal. How's it going? Is it as expected. Good question. Artinya mari kita lakukan financial check-up. Well, sebenernya gue belom paham banget soal apa-apa aja yang perlu dicek saat financial check-up, I may misuse this term. Seorang teman justru menyebutnya sebagai audit. Dipikir-pikir, bener juga.
But here's the thing. Apapun namanya, apapun istilahnya, momentum ini gue pake untuk review kondisi finansial gue, spesifiknya jumlah aset, pertumbuhan aset, dan tahu besaran income yang didapat sejak gue udah ga kerja tetap. Ini penting karena sejak ga kerja tetap, income gue per bulannya fluktuatif banget. Dan gue rasa perlu untuk latihan hitung income tidak tetap karena nantinya (mungkin) gue juga nggak selamanya kerja kantoran.
Salah satu yang nge-trigger dan ngerasa urgent untuk review kondisi finansial adalah, baru sadar kalo ternyata gue ga punya tabungan :O Wow!
Mungkin temen-temen yang kenal gue bakal kaget denger bahwa ternyata gue ga punya tabungan. Terus, kemana uang yang gue sisihkan selama ini? Setelah review kondisi keuangan, ternyata gue cuma punya; dana operasional, dana darurat, dan investasi.
Apa bedanya? Mungkin sebagai permulaan, temen-temen bisa baca ini. Secara singkat, dana operasional itu untuk kebutuhan sehari-hari kayak makan, transportasi, dan beli kebutuhan sehari-hari. Dana darurat itu dana cadangan yang hanya dipakai ketika ada kondisi darurat. Misalnya ada orang tiba-tiba berhenti kerja dan ga ada pemasukan tapi butuh biaya hidup, kemudian bisa juga dipake ketika orang tersebut tertimpa musibah, atau sesimple laptop tiba-tiba rusak dan harus beli baru. Kalo tabungan itu uang yang kita persiapkan untuk tujuan tertentu, dan akan dipake dalam waktu misalnya 1-3 tahun. Contohnya nabung untuk beli HP baru, nabung untuk nikah, dsb. Terus investasi itu biasanya tabungan untuk jangka waktu yang lebih lama, misalnya di atas 5 tahun, dan kita mengharapkan uang tersebut berkembang seiring berjalannya waktu sehingga kita bisa dapet imbal hasil yang lebih tinggi dibanding sekedar cuma nabung di bank. Singkatnya kayak gitu. Masih ada pos-pos lainnya yang bisa diterapin, tapi kalo gue pribadi masih cocok dengan pos-pos tersebut aja.
Gue sendiri membatasi bahwa dana yang ada di rekening operasional gue jumlahnya ga boleh lebih dari sekian nominal tertentu. Jadi biasanya kelebihan dari nominal tersebut harus gue pindahin ke investasi. Ekstremnya, gue sempet hanya punya dana operasional dan investasi. Ga ngerasa perlu punya dana darurat dengan kondisi gue saat ini (misal: belum berkeluarga dan masih tinggal sama orangtua). Belum ada rencana besar juga dalam waktu dekat yang butuh dana cash. Jadi gue mikirnya mending uang tersebut diinvestasiin aja karena uangnya akan lebih berkembang dibanding hanya ditaro di bank.
Nah semakin banyak account IG yang gue follow sharing tentang pentingnya dana darurat dan menaruh pos ini sebagai salah satu hal yang dicek saat financial check-up, gue jadi mulai mikir. Karena katanya keuangan yang sehat dan rapi itu bukan cuma masalah besarnya berapa, returnnya berapa, tapi salah satunya adalah apakah kita punya dana darurat atau nggak. Karena katanya portfolio yang baik itu bukan cuma gede-gedean return, tapi juga soal pengaturan likuiditas, pengaturan risiko. Jadi portfolio itu lebih dari sekedar return. Dan punya dana darurat ini kayak menciptakan rasa aman karena kita punya dana cadangan di saat-saat darurat, jadi ga perlu nyairin investasi. Jadi dana darurat ini semacam kewajiban. Dari situ gue mikir, hmm baiklah.. mari sisihkan uang untuk dana darurat. Mari pelan-pelan terapkan prinsip finansial yang benar. Akhirnya gue jadi punya 3 jenis pos; dana operasional, dana darurat, dan investasi.
Gara-gara sekarang lagi terlibat di persiapan pernikahan kakak, gue jadi sadar bahwa dana pernikahan itu memang harus disiapkan. Bahwa dana kehidupan setelah pernikahan juga harus disiapkan dari jauh-jauh hari. Ini menambah urgensi untuk gue untuk punya tabungan, karena dana ini beda dengan investasi jangka panjang yang nggak mau gue cairin dalam waktu dekat. Tabungan sendiri biasanya akan dipake dalam 2-3 tahun ke depan.
Nah, mau membuat pos keuangan yang baru artinya gue harus review dan evaluasi kondisi keuangan gue saat ini. Gue pikir sekalian review tahunan lah mengingat baru kemarin setahun aktif investasi di pasar modal. Gue sebenernya kurang tau checklist atau apa aja yang harus cek, tapi kalo gue pribadi merekap:
1. Total aset saat ini
2. Pertumbuhan aset dalam satu tahun
3. Pertumbuhan aset per instrumen (misalnya saham berapa, reksadana berapa, dll)
4. Total pendapatan pertahun
5. Rata-rata pendapatan per bulan
6. Rata-rata saving per bulan. Gue pribadi bukan tipe yang suka ngitung expense per bulan, lebih ke gue bisa save berapa nih sebulannya.
Kalo hutang nggak gue itung karena emang ga ada utang dan cicilan. Tapi kalo kalian ada cicilan dan utang, ini juga perlu diperhitungkan.
Untuk penghitungan ini sebenernya paling enak dilakuin di akhir tahun. Tapi cocok-cocokan aja sih. Gue pun masih coba-coba. Pernah coba di akhir tahun, pernah pas mau lebaran sekalian buat itung zakat, dan kemarin baru coba di bulan April dalam rangka setahun investasi di pasar modal.
Dengan review aset ini, gue disadarkan kembali pentingnya jaga cashflow, rutin investasi, dan kerja lebih giat biar income bertambah. Karena jujuur akhir-akhir ini pengeluaran lagi jebol buat jajan-jajan terutama makanan huhu. Buat yang lain-lainnya juga. Terus jujur beberapa bulan terakhir juga kendor banget investasinya karena sibuk kuliah jadi lupa buat mantau pasar modal dan lupa invest rutin. Dan kerjanya juga lagi kendor karena sibuk kuliah plus butuh istirahat.
Nah dengan review ini gue diingatkan kembali, dan jujur jadi motivating! Jadi sadar kayak.. Pertumbuhan aset gue cuma segini.. Seharusnya gue bisa lebih dari ini. Dan itu bikin semangat nabung, semangat invest, semangat cari duit, dan bikin mikir dua kali buat ngeluarin pengeluaran.
Kalo kamu sendiri udah pernah review kondisi keuangan belum? Kalo belum, cobain deh. Dan lihat apa efeknya ke kamu :)
Nah, mau membuat pos keuangan yang baru artinya gue harus review dan evaluasi kondisi keuangan gue saat ini. Gue pikir sekalian review tahunan lah mengingat baru kemarin setahun aktif investasi di pasar modal. Gue sebenernya kurang tau checklist atau apa aja yang harus cek, tapi kalo gue pribadi merekap:
1. Total aset saat ini
2. Pertumbuhan aset dalam satu tahun
3. Pertumbuhan aset per instrumen (misalnya saham berapa, reksadana berapa, dll)
4. Total pendapatan pertahun
5. Rata-rata pendapatan per bulan
6. Rata-rata saving per bulan. Gue pribadi bukan tipe yang suka ngitung expense per bulan, lebih ke gue bisa save berapa nih sebulannya.
Kalo hutang nggak gue itung karena emang ga ada utang dan cicilan. Tapi kalo kalian ada cicilan dan utang, ini juga perlu diperhitungkan.
Untuk penghitungan ini sebenernya paling enak dilakuin di akhir tahun. Tapi cocok-cocokan aja sih. Gue pun masih coba-coba. Pernah coba di akhir tahun, pernah pas mau lebaran sekalian buat itung zakat, dan kemarin baru coba di bulan April dalam rangka setahun investasi di pasar modal.
Dengan review aset ini, gue disadarkan kembali pentingnya jaga cashflow, rutin investasi, dan kerja lebih giat biar income bertambah. Karena jujuur akhir-akhir ini pengeluaran lagi jebol buat jajan-jajan terutama makanan huhu. Buat yang lain-lainnya juga. Terus jujur beberapa bulan terakhir juga kendor banget investasinya karena sibuk kuliah jadi lupa buat mantau pasar modal dan lupa invest rutin. Dan kerjanya juga lagi kendor karena sibuk kuliah plus butuh istirahat.
Nah dengan review ini gue diingatkan kembali, dan jujur jadi motivating! Jadi sadar kayak.. Pertumbuhan aset gue cuma segini.. Seharusnya gue bisa lebih dari ini. Dan itu bikin semangat nabung, semangat invest, semangat cari duit, dan bikin mikir dua kali buat ngeluarin pengeluaran.
Kalo kamu sendiri udah pernah review kondisi keuangan belum? Kalo belum, cobain deh. Dan lihat apa efeknya ke kamu :)