Unlike the other posts, kali ini mau cerita tentang wedding salah satu sahabat gue, Lia. Kenapa sampai gue ceritain disini? (1) Karena dia sahabat gue, (2) Sahabat gue yang pertama nikah, dan (3) Konsep pernikahannya unik :)
Undangannya sendiri dibuat oleh sahabat gue yang lain, Audita. Mulai dari desain, nyetak, packaging, sampe ngirim, semuanya dilakukan sendiri. Salut! FYI dia punya usaha design & paper products juga loh. Go check www.facebook.com/paperishdesign
Karena pernikahannya diadakan di Lembang, gue dan temen-temen pun sengaja nginep di Bandung karena acara mulainya pagi hari. Pagi-pagi make-up sendiri secara kilat, untungnya disana ada make-up artist yang available untuk ngebenerin make-up hehe.
Hair-do pun seadanya. Karena nggak nemu salon yang buka pagi-pagi, males panggil MUA, akhirnya gue percayakan rambut gue di tangan Audita.. Gue percaya kok dia bisa, karena emang tangannya terampil banget ngerjain apapun. FYI dia belom pernah nge-hair-do-in orang loh.
Pernikahannya ini diadakan di Lembang, tepatnya di Adarapura Resort by Renotel. Mengusung tema outdoor dan multi-cultural wedding, wedding ini menjadi sangat unik. 3 budaya yang berbeda disatukan dalam 1 acara; Indonesia, Afghanistan, dan barat.
Akad nikahnya sendiri dilakukan indoor. Desain ruangannya Indonesia banget, ditambah ada backsound musik Sunda. Meskipun demikian, pengantin menggunakan baju khas Afghanistan. Ijab qabulnya sendiri dilakukan dalam Bahasa Indonesia. Lucu karena Fay sang mempelai pria belum terlalu fasih berbahasa Indonesia.
Acara akad dilanjutkan dengan ritual pernikahan ala Indonesia dan Afghanistan, dan terakhir kami dijamu dengan cemilan-cemilan jajanan pasar khas Indonesia.
Selesai akad, kedua mempelai ganti baju untuk acara resepsi. Secara kebetulan, most of the bridemaids termasuk mempelai wanitanya menggunakan gaun warna peach. Padahal dresscode-nya pastel, tapi mostly menggunakan warna peach jadi seperti seragam. Sayangnya baju gue bukan warna peach hehe.
The Bridemaids |
Kurang 1 yang lagi di Jerman :( |
Btw gue nyiapin bajunya sendiri loh! Dari cari desain, cari bahan, cari tukang jahit. Literally sendiri. Biasanya ama nyokap hehehe. FYI, karena acaranya ini outdoor dan siang-siang, selesai acara kulit gue ternyata gosong dan belang banget :") Dan karena baju gue pakai brokat, belangnya pun bolong-bolong gitu :"
Beda dengan akad nikah yang menggunakan tema tradisional, resepsinya menggunakan tema internasional.
Beda dengan akad nikah yang menggunakan tema tradisional, resepsinya menggunakan tema internasional.
Dekorasinya so luvlyy. Tema dekorasinya rustic, tapi dipadukan dengan warna pastel jadi lucu :3 Kalo makanannya ada makanan Indo dan Afghan. Wedding cake-nya sendiri adalah mille crepes!! So unique. Layer pertama dan ketiga adalah rasa vanilla, sedangkan layer kedua di tengah rasa green tea. Yummy :9
Disana gue juga ketemu dan kenalan dengan keluarga sang mempelai pria. Baik-baik bangeet orangnya. Ramah banget. Dan 1 hal yang gue kagum banget adalah, budaya mereka adalah mereka pengen mengenal keluarga pihak satunya dengan baik, dan juga ingin menjalin hubungan keluarga yang sangat baik. Mereka terbang jauh-jauh dari Kazakhstan nginep selama 2 minggu kalo ga salah. Dan selama di Indo itu mereka bukan jalan-jalan kemana sendiri gitu tapi bener-bener mengenal keluarganya Lia.. Ngunjungin rumah lamanya Lia.. Bahkan sampe dateng ke makam neneknya Lia juga. Ketika temen-temennya Lia dateng juga mereka nggak sungkan untuk ngajak kenalan dan ngobrol duluan.
Ternyata selain mereka 4 bersodara, masih ada lagi yang nggak ikut ke Indo karena lagi di negara lain |
Tema outdoor gini sepertinya akan ngetren di Indonesia, terutama setelah weddingnya pasangan artis Andien-Ippe yang cukup mendobrak wedding culture di Indonesia. While mostly Indonesian wedding itu diselenggarakan di gedung mewah, mereka mengadakannya outdoor di tengah hutan dengan konsep yang anti-mainstream.
Belakangan ini juga suka muncul artikel-artikel di social media tentang wedding ala Indonesia, dimana dikatakan bahwa orang Indonesia nambung bertahun-tahun untuk dihabiskan dalam waktu 2 jam, sang pengantin "dipajang" di pelaminan dan nggak bebas bergerak, dan mereka akan banyak memberi makan orang yang bahkan mereka sendiri nggak kenal.
Gue pikir iya juga sih.. Kalo konsepnya outdoor dan nggak terlalu mewah kayak gini suasananya jadi santai, pengantin leluasa bergerak menghampiri tamu-tamunya, ketemu temen-temen lama, tamu-tamu yang datang adalah kerabat-kerabat dekat, dan suasana jadi lebih intim. Bahkan para tamu yang telat dateng kayaknya sempet bingung gitu mau nyelametin pengantinnya, karena pengantinnya nggak "dipajang" di depan tapi lagi mobile entah kemana. Nggak ada ritual salam-salaman seperti wedding pada umumnya. Well, mau dengan konsep apapun, indoor atau outdoor, sakral atau santai, balik lagi ke pengantin (dan keluarganya) hehehe.
Titipan dari pengantinnya:
MUA: Beaute - https://www.instagram.com/id_beaute
Dekor: Orca Polar - https://www.instagram.com/orca.polar
Invitation: Paperish Design - www.facebook.com/paperishdesign
Wedding cake: Pompidou - https://www.instagram.com/pompidoutweets
Flower crown & bouquet: Secret Gift - https://www.instagram.com/secretgiftid