"Orang bakal lebih milih orang yang bisa ngasih kenyamanan lebih buat dia."
Kemarin gue denger statement yang intinya kayak gitu. Memilih yang bisa memberikan lebih? Dengan kata lain memilih yang lebih baik? Gue lurusin dulu ya. Pembicaraan ini adalah mengenai pasangan.
Dari statement di atas kemudian gue bertanya. Jadi kalo ada yang lebih baik, orang itu akan milih yang lebih baik? Lalu pertanyaan lain muncul: Dimana kesetiaannya? Mencari pasangan itu memilih yang terbaik, atau tetap setia dengan pasangan meski banyak yang lebih baik?
Gue pernah denger ada yang ngomong kalo kita terus mencari yang terbaik, pencarian kita ga akan pernah berakhir. I totally agree with that. Manusia nggak ada yang sempurna, pasti selalu ada yang lebih baik. Dengan kata lain, kita akan terus mencari sedangkan batas sempurnanya itu ngga ada. Kalo kayak gitu caranya, pindah-pindah mulu dong setiap ada yang lebih baik? Mau sampe kapan berpaling ke yang lebih baik?
Menurut gue, mencari pasangan itu adalah masalah kecocokan. Ketika kita udah cocok sama satu pilihan, sebisa, seusaha mungkin stick with that. Apapun kondisinya. Itulah yang dinamakan setia dan menerima. Kalo belum nikah tapi udah punya pasangan, menurut gue pribadi disitulah kesetiaan lo terhadap seseorang itu diuji dan dilatih. Apakah semudah itu lo memutuskan hubungan kalian, or try to fix things.
Nggak harus selamanya sama dia, tapi perlu alasan kuat untuk mengakhiri sebuah hubungan. Selama masih bisa diperbaiki, kenapa harus berakhir? Karena ketika udah nikah nanti, lo ngga bisa udahan dengan alasan bosen atau cuma gara-gara berantem-berantem ringan.
Menurut gue, pasangan itu where your heart is, no matter how many people better than him/her. Semuanya itu masalah hati. Ketika semudah itu lo berpaling, pertanyaannya adalah seberapa besarkah niat dan kemauan lo untuk tetap bersama orang itu? Seberapa besar hati lo yang masih lo taro di dia?
Muncul perasaan lain ke "orang yang lebih baik" itu? Some people say perasaan itu uncontrollable and come from nowhere. Gue inget banget kata-kata salah seorang penyiar radio yang bilang bahwa perasaan itu ngga ada yang salah, yang salah adalah pilihan lo untuk meneruskan perasaan itu. Memilih untuk ngeladenin perasaan itu. Sekali lagi gue se-tu-ju banget. Disitu lo punya pilihan, mau ninggalin dan berusaha ngelupain, atau ngeladenin dan meneruskannya. Lo punya pilihan.
Oke ini mulai melenceng dari topik awalnya sih dari "berpindah ke yang lebih baik" malah mengarah ke perselingkuhan. Ya begitulah kira-kira. Intinya sih, jangan semudah itu membuat keputusan. Think again, refleksi diri, liat ke depan, dan liat juga ke belakang. Selain itu, pikirin juga dampaknya buat orang lain, terutama pihak-pihak yang kiranya bakal tersakiti.
0 comments